Mohon tunggu...
PROMAHADESA GUNUNG PASANG
PROMAHADESA GUNUNG PASANG Mohon Tunggu... Relawan - rumah belajar

program mahasiswa berdesa universitas jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendampingan Masyarakat Buta Aksara Melalui Rumah Belajar di Gunung Pasang-Kabupaten Jember

25 Agustus 2023   19:17 Diperbarui: 26 Agustus 2023   19:28 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ARTIKEL PENGABDIAN MASYARAKAT 

PENDAMPINGAN MASYARAKAT BUTA AKSARA MELALUI RUMAH BELAJAR

DI GUNUNG PASANG-KABUPATEN JEMBER

UNIVERSITAS JEMBER

Dr. Erfan Yudianto, S.Pd., M.Pd1, Fashia Ikhlasul Hikam2, Moh. Evan Prayoga3, Ardhea Cahyaningrum4, Noni Seftia Pirdausia5, Gita Adelia Pratiwi6, Karmila7, Arfan Hidayatullah8, Cindi Septia Sari9, Fadhilatul Baryroh10

1Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Jember, Jalan Kalimantan Tegal Boto no.37, Jember

2Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Jember, Jalan Kalimantan Tegal Boto no.37, Jember

3Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), FKIP,Universitas Jember,  Jl. Kalimantan Tegal Boto no.37, Jember

Email: Erfanyudi@unej.ac.id

Abstrak

Buta aksara masih menjadi pekerjaan yang belum tuntas diselesaikan oleh pemerintah Indonesia sebagai upaya peningkatan pembangunan berkelanjutan Suistainable Development Goals (SDGs) 2030. Kabupaten Jember merupakan kabupaten dengan presentase buta aksara tertinggi mencapai 167.118 juta dengan usia produktif 15 hingga 59 tahun tersebar di 31 Kecamatan di Kabupaten Jember (Alimah, Hendrawijaya, & Indrianti, 2018). Setelah dilakukan research mengenai beberapa daerah di Kabupaten Jember kami mendapatkan salah satu informasi mengenai buta aksara yakni daerah Gunung Pasang desa Suci Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Pada 30 Januari 2023 lalu, kami mengunjungi daerah tersebut untuk memastikan informasi yang kami dapatkan. Berdasarkan hasil wawancara kami bersama pihak mitra didapatkan hasil yakni penyelenggaraan rumah belajar untuk meningkatkan angka melek aksara masyarakat di Gunung Pasang. Target luaran yang ingin dicapai masyarakat mendapatkan pendampingan dengan baik mengenai membaca, menulis dan berhitung (calistung) dengan fasilitas yang nyaman dan mumpuni dan yang paling utama adalah kenaikan presentase angka melek aksara pada masyarakat sekitar. Diharapkan kegiatan ini dapat terdokumentasi dengan baik berupa video yang diunggah dan terjangkau oleh media massa dan jurnal pengabdian terindex Sinta 5. Proses pembelajaran pada rumah belajar dilakukan secara indoor dan outdoor, kegiatan belajar yang dilakukan secara outdoor meliputi: pembelajaran seperti biasa menggunakan media pembelajaran di dalam ruangan, mini jelajah, mencocokkan gambar, melengkapi kata dari objek-objek, menghitung jumlah, dan menulis dan membacakan warna dengan alam.

Kata Kunci : Buta Aksara,  Gunung Pasang, Pendampingan, Rumah Belajar

Abstract

Illiteracy is still a work that has not been completed by the Indonesian government as an effort to increase sustainable development in the 2030 Sustainable Development Goals (SDGs). Jember Regency is a district with the highest percentage of illiterates reaching 167,118 million with productive ages of 15 to 59 years spread over 31 sub-districts in the district. Jember (Alimah, Hendrawijaya, & Indrianti, 2018). After conducting research on several areas in Jember Regency, we got information about illiteracy, namely the Gunung Pasang area, Suci Village, Panti District, Jember Regency. On January 30, 2023, we visited the area to confirm the information we got. Based on the results of our interviews with partners, the results were obtained, namely the implementation of learning houses to increase the literacy rate of the people in Gunung Pasang. The output target that the community wants to achieve is to get good assistance regarding reading, writing and arithmetic (calistung) with comfortable and qualified facilities and most importantly an increase in the percentage of literacy rates in the surrounding community. It is hoped that this activity can be well documented in the form of videos that are uploaded and affordable by the mass media and service journals indexed by Sinta 5. The learning process at home learning is carried out indoor and outdoor, learning activities carried out outdoor include: learning as usual using internal learning media room, mini roaming, matching pictures, completing words of objects, counting numbers, and writing and reading colors with nature.

Key Words : Illiteracy, Gunung Pasang, Assistance, Learning House

A. PENDAHULUAN

Sebagai upaya peningkatan pembangunan berkelanjutan Suistainable Development Goals (SDGs) 2030 Indonesia masih dihadapkan dengan peliknya kondisi pendidikan. Saat ini Indonesia memiliki tugas yang belum sepenuhnya tuntas mengenai buta aksara. Angka buta aksara buta aksara di Indonesia mencapai angka 1,7 juta jiwa dengan presentase tertinggi adalah penduduk wilayah Jawa Timur sebanyak 14,28% lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya (BPS, 2022). Kabupaten Jember merupakan kabupaten dengan presentase buta aksara tertinggi mencapai 167.118 juta dengan usia produktif 15 hingga 59 tahun tersebar di 31 Kecamatan di Kabupaten Jember (Alimah, Hendrawijaya, & Indrianti, 2018). Buta aksara merupakan kondisi dimana suatu individu atau kelompok tidak memiliki kemampuan dalam membaca, menulis dan berhitung serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Panggalih & Fatimah, 2015). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa individu dengan buta aksara memiliki kemampuan literasi yang kurang baik.

Literasi merupakan kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi seperti membaca, berbicara menyimak dan menulis (Rohim & Rahmawati, 2020). Jika didefinisikan secara singkat merupakan kemampuan dari menulis dan membaca. Tujuan dari seorang individu memiliki literasi yang baik adalah dapat meningkatkan pengetahuan melalui informasi yang sifatnya tertulis, meningkatkan penilaian terhadap suatu karya tulis secara kritis, dan dapat mengambil kesimpulam dari informasi yang telah dibaca. Manfaat dari literasi itu sendiri adalah dapat meningkatkan kosa kata baru dari individu, mendapat wawasan dan informasi baru, meningkatkan analisis dan cara berpikir individu, dan meningkatkan kemampuan pada individu dalam merangkai kata yang bermakna dan menulis.

Berdasarkan hal tersebut, melalui pengabdian masyarakat ini, akan berfokus kepada permasalahan yang terjadi di wilayah Kabupaten Jember. Setelah dilakukan research mengenai beberapa daerah di Kabupaten Jember kami mendapatkan salah satu informasi mengenai buta aksara yakni daerah Gunung Pasang desa Suci Kecamatan Panti Kabupaten Jember melalui Sasqia yang dahulunya tergabung pada kegiatan pengabdian masyarakat (Genbi) di kawasan tersebut. GenBi merupakan kepanjangan dari Generasi Baru Indonesia berupa komunitas yang terdiri dari mahasiswa/i penerima beasiswa Bank Indonesia yang berada di bawah naungan Bank Indonesia.

Pada 30 Januari 2023 lalu, kami mengunjungi daerah tersebut untuk memastikan informasi yang kami dapatkan. Setelah melewati berbagai perbincangan bersama warga setempat dan karang taruna setempat kami mendapatkan informasi mengenai beberapa masalah yang dihadapi oleh masyarakat setempat.

“Sarana dan prasarana yang terdapat disini belum terpenuhi dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah” ujar Intan salah satu Karang Taruna Gunung Pasang.

“Masyarakat disini banyak yang tidak melanjutkan sekolah setelah lulus SD karena kebanyakan diakibatkan faktor jarak yang cukup jauh untuk pergi ke SMP/SMA negeri terdekat” sambung Iqbal salah satu Karang Taruna Gunung Pasang.

“Dulu pernah ada bus sekolah dari pemerintah yang mengantar anak-anak disini bersekolah keluar desa tapi itu tidak berlangsung lama dan sekarang sudah tidak beroperasi” lanjut Iqbal salah satu Karang Taruna Gunung Pasang.

“SDM masyarakat disini rendah jadi mereka juga tidak terlalu lancar berbahasa Indonesia mayoritas lancar berbahasa madura dan masih kesusahan dalam membaca, menulis dan berhitung”. Imbuh Iqbal salah satu Karang Taruna Gunung Pasang.

Dari masalah yang telah disampaikan kami mengajukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menawarkam rumah belajar yang dapat memfasilitasi masyarakat dalam belajar membaca, menulis dan berhitung dan beberapa hal mendasar mengenai Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam kegiatan belajar membaca, menulis, dan hitung. Dari hasil diskusi dengan karang taruna dan beberapa warga setempat kelompok pengabdian masyarakat kami akan berfokus kepada pengabdian masyarakat melalui rumah belajar.

Berikut merupakan tujuan yang diharapkan dari pelatihan dan pendampingan penyelenggaraan rumah belajar, meliputi:

1. Masyarakat mendapatkan pendampingan dengan baik mengenai membaca, menulis dan berhitung (calistung) dengan fasilitas yang nyaman dan mumpuni,

2. Kenaikan presentase angka melek aksara pada masyarakat sekitar,

3. Masyarakat dapat menerapkan pengetahuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) dalam kehidupan sehari-harinya,

4. Masyarakat dapat bertindak sebagai kader dalam menyebarkanluaskan informasi mengenai pentingnya membaca, menulis, dan berhitung (calistung) bagi masyarakat luas diluar desa tersebut,

5. Diharapkan kegiatan ini dapat terdokumentasi dengan baik berupa video yang diunggah dan terjangkau oleh media massa agar dapat menginspirasi para mahasiswa untuk melakukan pengabdian masyarakat. Selain itu, harapannya kegiatan ini dapat terekspos secara tertulis melalui jurnal pengabdian terindex Sinta 5.

Berangkat dari masalah sarana dan prasarana yang belum dioptimalkan pemerintah untuk masyarakat seperti transportasi umum yang disediakan oleh pemerintah kurang dapat beroperasi dengan baik dan sudah tidak ada lagi untuk mengantar mereka sekolah diluar desa menyebabkan mayoritas penduduk desa mengalami putus sekolah dengan maksimal tamatan sekolah dasar (SD) dikarenakan cukup jauhnya dengan SMP dan SMA Manfaat dari kegiatan ini diharapkan dapat dirasakan cukup besar oleh masyarakat untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang baik dan dikemudian hari dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat Gunung Pasang untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) bagi semua rentang usia yang membutuhkan.

 B. METODE

Kegiatan pengabdian dilakukan di dusun Geplek, desa Gunung Pasang, Kelurahan Suci, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember dengan jumlah peserta didik sebanyak 20 orang. Metode pelaksanaan pembelajaran rumah belajar menggunakan metode pembelajaran secara indoor dan outdoor. Pembelajaran secara indoor menggunakan metode pembelajaran cooperative learning. Pembelajaran secara outdoor meliputi kegiatan seperti mini jelajah, mencocokkan gambar dengan alam, melengkapi kata dari objek-objek di alam, menulis dan membacakan warna dari objek alam, menghitung jumlah dari objek alam dan kegiatan sehari-hari.

Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan empat tahap yaitu tahap awal, tahap perancangan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Tahap awal yang dilakukan adalah pembuatan dan pengajuan surat permohonan kepada mitra yang dituju. Kemudian menunggu persetujuan dari mitra, apabila surat permohonan disetujui maka kegiatan selanjutnya dapat dilaksanakan bersama dengan mitra tersebut. Akan tetapi, apabila surat permohonan ditolak maka akan dilakukan pengajuan surat permohonan kepada mitra lain dan menunggu persetujuan, dan begitu seterusnya. Adapun setelah surat permohonan disetujui maka langkah selanjutnya adalah melakukan kunjungan kepada mitra dan membicarakan persoalan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. Kemudian dilaksanakan kegiatan observasi lapangan yang bertujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi lapangan mitra untuk mengetahui permasalahan dan solusi yang ditawarkan. Setelah mengetahui bagaimana situasi dan kondisi mitra maka langkah selanjutnya adalah merancang jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap selanjutnya yaitu tahap perancangan, pada tahap ini dilaksanakannya kegiatan perancanangan solusi yang tepat bagi permasalahan yang ada, dan pada akhirnya berfokus kepada pembuatan rumah belajar dan merancang jadwal dalam kegiatan rumah belajar. Tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan didasarkan kepada jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Tahap terakhir adalah evaluasi kegiatan dengan melakukan pos-test kepada peserta yang mengikuti mengenai hasil dari kegiatan pembelajaran pada rumah belajar. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut.

promahadesa gunung pasang
promahadesa gunung pasang

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Program kegiatan pengabdian yang sudah dilakukan di Desa Gunung Pasang sesuai dengan metode pelaksanaan yang terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

  • Tahap observasi lapangan

Observasi lapangan yang dilakukan melalui observasi langsung di tempat. Kegiatan observasi langsung yaitu kegiatan wawancara secara langsung dengan karang taruna setempat mengenai kondisi lingkungan setempat dan keperluan warga buta aksara setempat. Kondisi desa yang dekat dengan perkebunan dan merupakan kawasan terpencil tidak padat penduduk dan akses yang jauh ke sekolah lanjutan sehingga banyak masyarakat yang tidak dapat memperoleh akses ke sekolah lanjutan dan membutuhkan bantuan pengajaran sebagai bentuk pengurangan minimnya akses pendidikan.

  • Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan setelah mengetahui permasalahan yang terjadi pada desa tersebut. Perencanaan pembuatan fasilitas pendidikan yang baik yang dapat menunjang kebutuhan pendidikan di tempat tersebut berupa rumah belajar. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan rumah belajar sebagai berikut:

1. Menyiapkan rumah layak pakai disekitar desa yang tidak jauh aksesnya dari rumah penduduk untuk direnovasi menjadi rumah belajar;

2. Merenovasi rumah yang tidak dihuni dan masih layak pakai untuk direnovasi dan dibersihkan;

3. Melakukan pre-test kepada semua masyarakat desa sehingga dapat mengetahui berapa banyak dari masyarakat yang buta aksara.

4. Membeli perlengkapan rumah belajar untuk orang-orang yang mengikuti rumah belajar.

  • Tahap Pelaksanaan Kegiatan

Tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan tiga tahapan yaitu, 1) Tahap sosialisasi serta pengenalan kegiatan pelatihan. Tahap ini tim menjelaskan maksud dan tujuan adanya sosialisasi. Adanya permasalahan yang yang terjadi di lingkungan yaitu akses pendidikan yang jauh dan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM). 2) Tahap pelaksanaan rumah belajar dengan melakukan renovasi rumah layak pakai di sekitar desa dan mengisi perlengkapan selama mengajar 3) Tahap pelaksanaan proses pembelajaran di rumah belajar adalah kegiatan pembelajaran dengan indoor dan outdoor.

  • Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi adalah tahap dimana memberikan post-tes kepada orang-orang yang telah mengikuti kegiatan rumah belajar untuk dapat diketahui lebih lanjut bagaimana dampak rumah belajar kepada masyarakat buta aksara di desa Gunung Pasang.

D. KESIMPULAN

Kegiatan rumah belajar merupakan salah satu kegiatan yang memberikan fasilitas Pendidikan berupa pembelajaran setiap minggunya kepada masyarakat desa yang terkendala kemampuan dalam membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Kegiatan pendampingan dilakukan dengan tenaga pengajar kelompok promahadesa gunung pasang yang memiliki kemampuan dalam mengajar selaku mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Peserta yang mengikuti kegiatan pengajaran di rumah belajar memiliki keinginan tinggi dalam belajar diikuti kurang lebih sekitar 20 peserta dengan rentang usia sekolah. Penerapan kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran indoor dan outdoor diikuti dengan perencanaan pembelajaran yang matang membuat proses pembelajaran berlangsung konsisten.

E. UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih kepada kepala LP2M Universitas Jember yang telah memberikan dana Hibah Program Mahasiswa berdesa (PROMAHADESA). Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Karang Taruna Gunung Pasang yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan pelatihan di sekolah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Alimah, D. M., Hendrawijaya, A., & Indrianti, D. T. (2018, Maret). Pengaruh Pemanfaatan Potensi Lokal Sebagai Sumber Belajar Terhadap Program Pendidikan Keaksaraan di Kabupaten Jember. (D. A. Pratama, Ed.) Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 1(2), 23-25. doi:https://doi.org/10.19184/jlc.v2il.8095

BPS. (2022). Presentase Penduduk Buta Huruf (Persen). BPS-RI, Badan Pusat Statistik. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Panggalih, S., & Fatimah, N. (2015, Juni 29). Upaya Pemberantasan Buta Aksara di Kalangan Perempuan Lansia Dengan Metode Jurnalisme Warga. (S. Panggalih, Ed.) Journal of Education, Society and Culture, 4(1), 1-11.

Rohim, D. C., & Rahmawati, S. (2020, September). Peran Literasi Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian, 6(3), 230-237. doi:https://doi.org/10.26740/jrpd.v6n3.p230-237

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun