Fenomena seperti ini tidak terjadi hanya dalam satu sekolah. Hampir di setiap sekolah terutama sekolah menengah atas terdapat geng sekolah.Â
Usia mereka yang masih remaja rentan dengan godaan dan ajakan untuk berbuat negatif. Fase mencari jati diri mereka lalui dengan banyak kesalahan seperti mencoba-coba apa yang dilihat pada lingkungan mereka.Â
Remaja yang gagal dalam pencarian identitas atau jati diri akan gagal sehingga melakukan penyimpangan atau kenakalan.
Menyudutkan kesalahan berada pada pihak sekolah tentu bukan sesuatu yang bijaksana. Berbagai macam program pencegahan dilaksanakan pihak sekolah untuk mengatasi masalah ini.Â
Beberaoa program yang dapat dilakukan pihak sekolah maupun orang tua untuk mengatasi kenakalan remaja adalah sebagai berikut. Dimulai dari program yang ringan seperti senyum, sapa, salam menjadi sebuah kewajiban bagi seluruh warga sekolah.Â
Bahkan di Sekolah Menengah Kejuruan ada program 5S yang mengadopsi dari budaya negara jepang. Ke 5S tersebut adalah Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke.Â
Dalam bahasa Indonesia, kita bisa menterjemahkan 5S sebagai 5R; Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), Shitsuke (Rajin).Â
Program ini diharapkan dapat menjadi sebuah budaya kerja bagi peserta didik dengan harapan dapat membentuk karakter dan menjadi sebuah kebiasaan yang baik.
Program lain dalam mengatasi kenakalan remaja dapat ditempuh dengan menyentuh hati dan nurani mereka secara religi sesuai dengan agama yang mereka anut.Â
Agama islam dapat ditempuh dengan kegiatan rutin membaca alquran secara rutin selama 15 menit sebelum mulai pelajaran.