Seperti yang kita tahu, jamur merupakan jenis organisme heterotrof dimana ia tidak bisa memasak makanannya karena tidak memiliki zat hijau (klorofil). Â
Di tempat budidaya jamur Mas Ian, baglog dengan diameter kurang lebih sekitar 12 cm dibuat menggunakan serbuk 'grajen'. Grajen ini lantas dicampur dengan dedak.Â
Jamur tiram membutuhkan lingkungan tumbuh dengan pH yang optimal, sehingga pada kondisi tertentu Mas Ian menambahkan kapur sebagai pengendali pH.
Bahan-bahan baglog lantas dimasukkan dalam mesin pengaduk sederhana yang pengoperasiannya diengkol dengan tuas. Menarik! Mas Ian sendiri yang merancang alat ini karena pada awalnya Mas Ian melakukan pencampuran secara manual dan cukup menguras waktu dan tenaga.
Kini saatnya mencetak baglog! Bahan baglog yang sudah siap kemudian dimasukkan dalam kantong-kantong yang sudah ada dan dipress menggunakan alat press.Â
Pengepresan berguna untuk memadatkan isi baglog. Baglog diisi dan dipadatkan hingga membentuk silinder padat yang seragam sehingga jamur dapat tumbuh dengan baik.Â
Seusai dipadatkan, baglog kemudian disterilkan dengan metode pengukusan atau steaming. Hal ini berfungsi untuk mematikan organisme-organisme yang berpotensi menjadi hama penyakit yang mungkin terikut pada bahan-bahan baglog.Â
Mas Ian juga memproses sterilisasi ini sendiri pada pos pembuatan baglog-nya. Setelah dipanaskan dalam waktu dan suhu tertentu, baglog didinginkan untuk kemudian dapat dilakukan penyemaian bibit jamur tiram.
Menyemai Bibit Jamur Tiram: Seni dan Perasaan yang Dipadukan