Mohon tunggu...
Putri Rizky L.
Putri Rizky L. Mohon Tunggu... Lainnya - Joki Traktor di Tempat Magang

Penyuka random things. Doyan jalan-jalan meski belum jauh-jauh.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Konsep Korean BBQ AYCE: "Sisa" Idul Adha Bisa Menjadi Luar Biasa

10 Agustus 2020   01:16 Diperbarui: 10 Agustus 2020   01:36 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah semingguan Idul Qurban atau Idul Adha 1441 H berlalu. Masih dalam rundungan teror Covid-19, menjadikan Lebaran Haji tahun ini begitu berbeda. Bagi sebagian orang, tentu libur Idul Adha tahun ini dilewati (lagi) tanpa keluarga. Meskipun demikian, hal ini tidak menyurutkan kekhusyukan dan kemafhuman bagi masyarakat dalam memaknai Idul Qurban.

Ketaatan Nabi Ibrahim AS akan perintah Allah SWT adalah poin penting yang perlu dicatat dan diresapi; dan ketabahan Nabi Ismail AS sebagai putra Nabi yang merupakan manusia pilihan Allah. Kisah kedua tokoh penting ini saling berkaitan dan berkesinambungan, serta dapat menjadi bahan kontemplasi hidup kita di dunia yang hanya titipan ini. Menyembelih hewan ternak berupa sapi, kambing, domba atau unta menjadi penyempurna ibadah sekaligus menjadi "reminder" atau pengingat kita akan tauladan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Menyembelih hewan qurban biasanya dilakukan oleh orang yang berpengalaman, bisa dari Takmir, atau dari RPH (Rumah Pemotongan Hewan). Lalu dibagikan. Pada saat-saat Idul Qurban, biasanya membawa kebahagian tersendiri bagi masyarakat. Makan daging sapi/kambing adalah hal yang tergolong mewah bagi beberapa orang, sehingga momentum Idul Qurban juga menjadi sumber sukacita bagi umat.

Orang-orang biasanya hanya mengolah daging qurban menjadi masakan yang itu-itu saja. Paling umum adalah rendang, dendeng, bakso, cotto, soto, sate, oseng, gulai dan ragam khas kuliner nusantara. Hal paling lazim di keluarga Indonesia: rendang. Bukan tanpa alasan, biasanya Ibu-Ibu memilih sajian ini karena memang enak, dan semakin dihangatkan semakin nikmat. Yang kedua adalah sate. Biasanya yang membuat sate ini adalah anak-anak muda, berkumpul bersama di malam hari dan "nyate".

Masalah yang muncul adalah biasanya anggota keluarga menjadi cepat bosan. Ada pula yang malah masih menyetok daging mentah yang dibekukan karena bingung mau mengolahnya menjadi apa. Di satu sisi, saat ini tengah naik daun restoran yang berkonsep "All You Can Eat/AYCE" atau dapat menyantap semua yang ada di restoran dengan batasan waktu tertentu. Basis hidangan restoran semacam ini adalah Korean BBQ grill atau shabu. Sayangnya, restoran semacam ini cukup mahal dalam sekali duduk dan belum tentu ada di daerah-daerah. Padahal, pengalaman makan yang ditawarkan di restoran AYCE ini cukup unik, dimana konsumen harus memilih dan memasak sendiri daging pilihannya.

Nah, kali ini, saya akan membagikan ide resep sederhana a la 'Korean BBQ restoran AYCE' dan pasti semua orang bisa membuatnya dalam rangka membuat terobosan kebosanan masyarakat dalam mengolah "sisa" daging qurban.

Bahan:

- 250 gr Daging, potong tipis-tipis. Bila ada lemak, jangan dibuang. Lemak bisa ikut dipanggang agar lebih nikmat. (pro tip: daging beku lebih mudah untuk dipotong tipis)

- 1 sdm kecap manis

- 1 sdm air matang

- 2 sdm bumbu teriyaki/lada hitam/saus tiram/asam manis/szechuan (sesuai selera, di warung banyak seharga Rp. 2000 - Rp. 3000/sachet)

- 1 daun bawang, potong panjang. Bagian putih dibelah dua

- 1/2 biji bawang bombay, potong panjang

- 1 siung bawang putih, geprek, cincang kasar

- garam + gula + lada sesuai selera

Semua bahan dicampurkan merata dan marinasi minimal 15-30 menit. Semua bahan di atas dapat disesuaikan dengan apa yang dimiliki di dapur. Dapat juga improvisasi dengan sedikit rempah lain seperti jahe atau pala.

Daging untuk 'Korean BBQ' Low Budget, dalam proses marinasi (Dok. Pribadi, 2020)
Daging untuk 'Korean BBQ' Low Budget, dalam proses marinasi (Dok. Pribadi, 2020)

Bahan pelengkap (sangat opsional) :

- potongan daun bawang dan bawang bombay

- selada segar

- saus pedas/bubuk cabai dan kecap

- margarine/minyak (margarine lebih memberi rasa gurih pada daging)

- bakso, chikuwa, dumplings, sosis dan lainnya

- mie instan (pro tip: gunakan mie dengan rasa korea, sudah banyak di pasaran. Kemarin saya menggunakan campuran Mie Sed**p Korean Spicy Chicken dan N*ssin Gekikara Carbo Ramen, dibuat kuah)

Alat dan Perlengkapan:

- kompor portable (bila tidak ada, bisa menggunakan tungku. Gunakan saja apa yang ada)

- Teflon

- Sisanya alat makan biasa (garpu, sendok, sumpit, piring, mangkok) Paling enak bila setiap orang makan dengan memegang satu set sumpit dan mangkok cina/kecil

Cara Menyajikan:

- Kumpulkan semua alat dan bahan

- Bila menggunakan side dish mie instan, maka masak mie instan terlebih dahulu karena memasaknya lebih cepat namun sajiannya lebih tahan lama.

- Bila ingin langsung memasak daging, panaskan teflon dan panaskan margarine dan masukkan daging sedikit demi sedikit.

- Daging yang tipis sagat cepat matang, hanya kisaran 1-2 menit untuk mendapatkan daging yang lembut atau masak sesuai selera untuk mendapatkan tingkat kematangan yang berbeda.

- Jangan lupa panggang daun bawang, bawang putih dan bawang bombay, karena dapat meningkatkan cita rasa.

- Daging bisa langsung dimakan bersama cocolan saus pilihan, side dish, atau pakai nasi. (ingat, kita orang Indonesia. Orang Indonesia belum makan bila belum makan nasi. Hahahaha)

Menikmati
Menikmati "AYCE Rumahan", hanya perlu beberapa bahan tambahan. Seru! (Dok. Pribadi, 2020)

Cara mengolah daging qurban kali ini sangat cocok dimasak bersama dengan keluarga di rumah, atau teman kos yang sudah bosan dengan sate dan sejenisnya. Selain menikmati proses memasaknya, berkumpul bersama keluarga dan handai taulan tentu jadi obat tersendiri. Metode memasak daging seperti ini cukup mudah dilakukan siapa saja dan tentu saja dapat dinikmati semua usia. Di satu sisi, tidak usah membayar banyak  untuk menikmati hidangan a la restoran mahal. Tentu saja, memasak daging dengan konsep Korean BBQ AYCE ini dapat dilakukan kapan saja. Tidak perlu menunggu Idul Qurban, namun untuk segala suasana. Yang menjadi catatan, kebersamaan mengalahkan nikmatnya hidangan.

Jadi, bagaimana? tertarik untuk mencoba mengolah a la resto?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun