Ada gorengan, bakso, cilok, jagung bakar, hingga makanan adaptasi dari belahan dunia barat dan timur : hamburger dan tempura ala kadarnya juga tersedia.Â
Malam itu saya tertarik membeli suatu jajanan yang belakangan ini trend di Salatiga : sempolan. Tidak tahu asal muasal nama tersebut, yang saya tau sempolan adalah panganan berbahan dasar tepung, daging ikan/ayam giling, telur dan bumbu yang dibentuk pada tusukan sate sedemikian rupa lalu direbus.Â
Penyajiannya adalah dengan menggorengnya dengan baluran telur kocok dan diberi saus/kecap sesuai selera. Cukup merogoh kocek Rp. 5.000,- saya mendapatkan 5 tusuk dengan ukuran yang lumayan.Â
Pedagang camilan dengan gerobak yang diletakkan di jok belakang berjajar di bagian tengah lapangan. Beberapa nampak kewalahan melayani pembeli. Ada pula yang bercengkrama sesama pedagang. Ada pula yang termangu ditemani sebatang rokok berkepul menunggu pelanggan...
Operator Wahana, Pendorong Penumpang
Ada yang menarik perhatian saya di beberapa wahana seperti kora-kora, karousel, dan odong-odong. Bila Anda memperhatikan foto kora-kora yang saya post di atas, mungkin Anda akan menemukan sesuatu yang 'unik'.Â
Ya, beberapa orang dari rombongan ini menjadi "operator wahana". Saya menyebutnya begitu. Di kora-kora sendiri, seorang lelaki muda nampak setengah berlari memasuki arena saat mesin mulai panas dan perahu mulai berayun pelan.Â
Hitungan detik kemudian, ia melompat dan memanjat tiang pancang dan sesaat kemudian berdiri di ujung kapal bagai nahkoda! Saat kora-kora mulai berayun keras, ia nampak menghentakkan kaki dan tubuhnya.Â
Memanfaatkan ayunan yang ada untuk menghempas lebih keras. sesaat ia ada di buritan. Sesaat lagi ia sudah berada di haluan. Seakan Vasco da Gama yang girang menemukan pulau baru di laut lepas. Alih-alih takut, raut wajah pemuda itu nampak tenang saat berpindah-pindah. Melangkahi kursi-kursi kosong. Hebat.