Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Redaktur www.fixen.id

Seorang kakek dengan 1 cucu yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN (https://fixen.id)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sabtu Santai: Seni Menyalakan Api Iri Tanpa Terbakar Dendam

1 Februari 2025   06:30 Diperbarui: 1 Februari 2025   02:05 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada satu hal yang pasti dialami semua orang---rasa iri. Meski kadang disamarkan sebagai "semangat untuk maju", tidak jarang perasaan itu datang dengan cara yang lebih gelap, seperti menghakimi atau bahkan berharap kegagalan pada orang lain. Bagi sebagian orang, perasaan iri ini bisa bagaikan api kecil yang jika dibiarkan, bisa membesar dan merusak segala hal di sekitarnya, termasuk hubungan dengan tetangga atau rekan kerja.

Tapi, apa yang terjadi kalau kita bisa mengelola perasaan ini? Bukannya membakar jembatan, kita justru bisa menggunakan "api iri" sebagai bahan bakar untuk mendorong diri menjadi lebih baik. Nah, mari kita jelajahi bagaimana cara menyalakan api iri tanpa terbakar dendam, baik dalam hubungan antar tetangga maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Iri Itu Manusiawi, Tapi...

Coba bayangkan situasi berikut: baru saja membeli kendaraan baru setelah menabung bertahun-tahun, tapi tetangga di sebelah rumah datang dengan mobil mewah. Rasa iri bisa muncul tanpa kita sadari. Kenapa mereka bisa? Kenapa saya tidak? Perasaan ini bisa jadi begitu kuat, bahkan menimbulkan pertanyaan yang mengarah pada perasaan negatif seperti kebencian atau kecemburuan.

Namun, apa yang perlu kita ingat adalah bahwa rasa iri itu manusiawi. Setiap orang pasti mengalaminya. Yang membedakan adalah bagaimana kita meresponsnya. Seperti api, perasaan ini bisa digunakan untuk menciptakan sesuatu yang baik, jika kita tahu cara mengelolanya.

Menggunakan Api Iri Sebagai Bahan Bakar

Alih-alih membiarkan rasa iri merusak hubungan dengan tetangga, kita bisa menjadikannya motivasi. Misalnya, saat melihat tetangga sukses, alih-alih merasa cemas atau tertekan, coba lihat dari sudut pandang yang berbeda: "Apa yang bisa saya pelajari dari mereka?" atau "Bagaimana saya bisa mengambil langkah konkret agar saya juga bisa mencapai tujuan saya?"

Salah satu cara untuk mengubah rasa iri menjadi motivasi adalah dengan membuat daftar tujuan yang lebih terstruktur. Misalnya, kita merasa iri melihat tetangga yang sudah memiliki rumah besar. Bukannya merasa minder, kita bisa memecah tujuan tersebut menjadi langkah-langkah yang lebih kecil: menabung lebih giat, mencari pekerjaan sampingan, atau bahkan mencari tips investasi yang lebih baik.

Jangan Sampai Terbakar Dendam

Namun, mengelola perasaan iri bukanlah hal yang mudah. Dalam banyak kasus, rasa iri ini bisa berubah menjadi dendam yang membakar jembatan. Terkadang, kita merasa iri dengan keberhasilan orang lain hingga kita tidak bisa merayakan keberhasilan mereka, malah berharap mereka gagal. Ini adalah api yang sangat berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun