Di sebuah kota kecil yang tenang, ada seorang pemuda bernama Jimmy. Rumahnya bersebelahan dengan rumah seorang gadis bernama Joni. Mereka sudah saling kenal sejak kecil---hampir lebih dari sepuluh tahun. Waktu berlalu begitu cepat. Dulu mereka cuma anak-anak yang main kejar-kejaran, sekarang Joni sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik dan penuh pesona.
Setiap hari di bawah pohon mangga yang rindang, Jimmy dan Joni selalu berbagi cerita. Dari hal-hal sepele sampai impian mereka di masa depan. Mereka tumbuh bersama, sekolah di tempat yang sama, dan saling dukung dalam suka dan duka. Tapi ada satu hal yang Jimmy simpan rapat-rapat: perasaannya. Dia terlalu takut untuk mengakuinya, apalagi Joni masih 15 tahun, sementara dia sudah 22. Terlalu jauh, terlalu rumit.
Sampai suatu hari, sebuah surat datang dari Joni. Tulisan tangannya rapi, setiap kata terasa penuh makna. Jimmy membacanya dengan hati-hati:
"Jimmy, tolong katakan kamu akan menungguku.
Aku akan tumbuh dewasa suatu hari nanti, kamu akan lihat.
Kubiarkan semua ciumanku hanya untukmu.
Dengan cinta yang abadi."
Jimmy terdiam. Dia nggak pernah nyangka kalau Joni juga punya perasaan yang sama. Tapi, ini nggak semudah itu. Jimmy tahu dia harus pergi, meninggalkan kota kecil ini untuk mengejar masa depannya.
Sore itu, dengan langkah berat, dia berjalan ke rumah Joni. Saat pintu terbuka, Joni sudah berdiri di sana, matanya berkaca-kaca.
"Joni, tolong jangan menangis," kata Jimmy, mengusap air mata di pipi gadis itu. "Kamu masih 15, aku 22. Aku nggak bisa menunggumu."
Tangis Joni makin deras, tapi Jimmy tahu keputusannya sudah bulat. Dengan hati berat, dia melangkah pergi, meninggalkan semua kenangan mereka di belakang.
---
Beberapa Tahun Kemudian, di kota besar, Jimmy menjalani hidup yang diimpikan banyak orang. Kariernya melesat, gajinya lebih dari cukup, dan setiap hari dia dikelilingi oleh orang-orang ambisius yang mengejar kesuksesan. Dia punya apartemen di pusat kota dengan pemandangan gedung-gedung tinggi yang berkilauan di malam hari. Mobilnya mengilap, jam tangannya mahal, dan di dompetnya terselip kartu-kartu eksklusif yang hanya dimiliki segelintir orang.