"Come on, friend. Let's make a baby."
Wanita itu langsung terbelalak, wajahnya merah padam, dan plak! Sebuah tamparan mendarat di pipi Yono.
Yono terkejut. “Kenapa dia marah? Bukannya tadi saya ramah?” gumamnya.
Tidak putus asa, Yono mencoba lagi pada wanita berikutnya. Hasilnya sama: tamparan lagi.
“Ini ada yang salah. Apa mungkin karena saya lupa senyum?” pikirnya. Dia pun mencoba senyum lebar sambil mendekati target ketiga. Hasilnya? Tetap saja dia kena tampar.
“Loh, kok begini terus? Bukannya cewek Amerika itu ramah?” Yono mulai kebingungan.
Karena frustrasi, Yono memutuskan mencoba kalimat yang sama pada seorang lelaki yang tampak gemulai, modis dan penuh warna. Siapa tahu ini hanya masalah gender. Dengan penuh keyakinan, dia berkata: "Come on, friend. Let's make a baby."
Lelaki itu terdiam sejenak, lalu tiba-tiba tersenyum lebar. “Oh my God! Yes, of course!” katanya sambil memeluk dan mencium Yono.
Kini giliran Yono yang panik. “Eh, eh, tunggu! Saya cuma mau berteman, bukan mau dicium!” teriaknya sambil mencoba melepaskan diri. Tapi lelaki itu tampak bahagia sekali, bahkan menawarkan untuk mengajak Yono makan malam. Yono pun lari terbirit-birit.
---
Di kamar hotelnya, Yono merenung sambil memegang pipinya yang memerah karena tamparan dan pelukan hangat yang terlalu heboh. “Ada apa dengan kalimat ini? Kenapa perempuan marah, tapi laki-laki malah senang?” pikirnya.