Mohon tunggu...
Priyono Mardisukismo
Priyono Mardisukismo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Redaktur www.fixen.id

Seorang kakek yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN (https://fixen.id) Bantu saya dengan komentar dan penilaian atas tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Negara sebagai Giant Enterprise: Mimpi atau Solusi Masa Depan?

23 Januari 2025   10:03 Diperbarui: 23 Januari 2025   11:58 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung perkantoran - kumparan.com

Sebagai contoh, surplus keuntungan dari sektor energi dapat digunakan untuk mensubsidi layanan kesehatan atau pendidikan, sehingga rakyat kecil tidak perlu khawatir akan masa depan mereka.

Tantangan dan Risiko

Tentu saja, tidak ada konsep besar yang tanpa tantangan. Dalam model ini, negara harus memiliki tata kelola yang sangat profesional, layaknya perusahaan kelas dunia. Pemimpin negara bukan hanya politisi, tetapi juga harus memiliki kapasitas manajerial. Jika pengelolaan buruk atau korupsi merajalela, konsep ini justru bisa berubah menjadi mimpi buruk---sebuah negara monopoli yang menindas rakyatnya.

Selain itu, ada risiko bahwa kepentingan bisnis negara dapat berbenturan dengan kepentingan publik. Misalnya, bagaimana negara menjamin harga layanan tetap terjangkau jika prioritas utamanya adalah profitabilitas?

Inspirasi dari Dunia Nyata

Beberapa negara telah menerapkan prinsip serupa dalam skala tertentu. Norwegia, misalnya, menggunakan keuntungan dari industri minyaknya untuk mendanai kebutuhan sosial rakyat melalui dana abadi. Uni Emirat Arab memanfaatkan pendapatan dari minyak untuk menyediakan pendidikan dan kesehatan gratis bagi warganya. Meski belum sepenuhnya bebas pajak, model ini menunjukkan bahwa pengelolaan aset negara yang baik dapat memberikan manfaat besar bagi rakyat.

Menuju Masa Depan yang Lebih Baik

Apakah konsep negara sebagai giant enterprise ini dapat diterapkan di Indonesia? Dengan kekayaan alam yang melimpah, sumber daya manusia yang besar, dan semangat gotong royong yang masih terjaga, potensi untuk mewujudkan ini sangatlah besar. Namun, langkah pertama adalah membangun kesadaran publik tentang pentingnya tata kelola yang baik dan transparansi. Tanpa itu, gagasan ini hanya akan menjadi teori tanpa aplikasi.

Mungkin sudah saatnya kita mulai membayangkan masa depan yang berbeda---masa depan di mana negara tidak hanya melayani rakyat, tetapi juga menjadi mitra kerja yang adil. Sebuah negara yang tidak hanya bertahan, tetapi berkembang bersama rakyatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun