Sebagai contoh, surplus keuntungan dari sektor energi dapat digunakan untuk mensubsidi layanan kesehatan atau pendidikan, sehingga rakyat kecil tidak perlu khawatir akan masa depan mereka.
Tantangan dan Risiko
Tentu saja, tidak ada konsep besar yang tanpa tantangan. Dalam model ini, negara harus memiliki tata kelola yang sangat profesional, layaknya perusahaan kelas dunia. Pemimpin negara bukan hanya politisi, tetapi juga harus memiliki kapasitas manajerial. Jika pengelolaan buruk atau korupsi merajalela, konsep ini justru bisa berubah menjadi mimpi buruk---sebuah negara monopoli yang menindas rakyatnya.
Selain itu, ada risiko bahwa kepentingan bisnis negara dapat berbenturan dengan kepentingan publik. Misalnya, bagaimana negara menjamin harga layanan tetap terjangkau jika prioritas utamanya adalah profitabilitas?
Inspirasi dari Dunia Nyata
Beberapa negara telah menerapkan prinsip serupa dalam skala tertentu. Norwegia, misalnya, menggunakan keuntungan dari industri minyaknya untuk mendanai kebutuhan sosial rakyat melalui dana abadi. Uni Emirat Arab memanfaatkan pendapatan dari minyak untuk menyediakan pendidikan dan kesehatan gratis bagi warganya. Meski belum sepenuhnya bebas pajak, model ini menunjukkan bahwa pengelolaan aset negara yang baik dapat memberikan manfaat besar bagi rakyat.
Menuju Masa Depan yang Lebih Baik
Apakah konsep negara sebagai giant enterprise ini dapat diterapkan di Indonesia? Dengan kekayaan alam yang melimpah, sumber daya manusia yang besar, dan semangat gotong royong yang masih terjaga, potensi untuk mewujudkan ini sangatlah besar. Namun, langkah pertama adalah membangun kesadaran publik tentang pentingnya tata kelola yang baik dan transparansi. Tanpa itu, gagasan ini hanya akan menjadi teori tanpa aplikasi.
Mungkin sudah saatnya kita mulai membayangkan masa depan yang berbeda---masa depan di mana negara tidak hanya melayani rakyat, tetapi juga menjadi mitra kerja yang adil. Sebuah negara yang tidak hanya bertahan, tetapi berkembang bersama rakyatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H