Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Redaktur www.fixen.id

Seorang kakek dengan 1 cucu yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN (https://fixen.id)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Weekend Escape Produktif: Anti Cabai Mahal!

9 Januari 2025   13:22 Diperbarui: 9 Januari 2025   13:22 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanam Cabai dalam Galon Bekas - https://www.timenews.co.id/

Matahari pagi bersinar lembut di atap-atap rumah, membawa semangat baru bagi MatGaper. Hari itu, MatGaper telah merancang sesuatu yang berbeda. Bukan perjalanan jauh atau rutinitas biasa, melainkan misi sederhana yang penuh makna: menanam cabai menggunakan galon bekas Le Mineral.

Di depan rumahnya, lima galon kosong sudah berjajar rapi. Bekas air minum itu bukan lagi sampah, melainkan wadah masa depan---masa depan hijau dengan cabai segar tumbuh subur.

"Ini dia, langkah kecil buat bumi dan buat dapur juga," gumam MatGaper sambil tersenyum.

Langkah Awal, Kreativitas Tanpa Batas

Dengan cutter di tangan, ia memotong bagian atas galon dengan hati-hati. Potongan itu menjadi seperti pot kecil, siap menampung media tanam. Ia mengingat pesan seorang temannya: "Pastikan ada lubang kecil di bawah untuk drainase, supaya akar nggak kebanjiran." MatGaper pun membuat lubang-lubang kecil dengan paku panas, lalu mengisi dasar galon dengan sedikit kerikil.

"Media tanamnya apa ya?" pikirnya. Tapi MatGaper sudah menyiapkan campuran tanah, kompos, dan sekam sejak kemarin. Dengan teliti, ia menuangkan campuran itu ke dalam setiap galon, setengah penuh saja.

Bibit Cabai, Harapan Kecil yang Akan Besar

Bibit cabai hasil membeli di pasar lokal masih terbungkus rapi. MatGaper mengambil satu per satu, membuat lubang kecil di tanah, lalu menanam bibit dengan hati-hati.

"Semoga tumbuh subur, ya. Nanti kalian bakal jadi cabai rawit yang pedas dan segar," bisiknya, seolah memberi semangat pada bibit-bibit kecil itu.

Perawatan, Cinta yang Tumbuh Bersama

Setelah semua galon terisi, ia menyiram media tanam dengan sprayer, memastikan kelembapannya pas. Lima galon itu ia letakkan di deretan depan teras rumah, tempat yang cukup terkena sinar matahari pagi tapi teduh di siang hari.

Hari-hari berikutnya, MatGaper menjadikan rutinitas pagi sebagai waktu berkebun. Siram sedikit, periksa daun-daun, dan sesekali berbicara pada tanaman. Siapa sangka, berkebun bisa membawa kedamaian yang unik.

Input Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))
Input Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))
Hasil Panen, Kebahagiaan Tak Tergantikan

Beberapa minggu berlalu, dan MatGaper melihat tunas-tunas kecil mulai menjulang. Daun hijau segar menyembul, dan tak lama kemudian bunga-bunga putih kecil bermekaran, tanda buah cabai akan segera muncul.

Tetangga-tetangganya mulai tertarik. "Wah, bikin juga dong di rumah saya. Saya punya galon kosong banyak!" ujar Bu Siti.
MatGaper pun mengajarkan mereka, hingga dalam sebulan, lima rumah di lingkungannya punya deretan galon cabai yang sama.

"Kita nggak cuma tanam cabai, tapi juga semangat hijau untuk lingkungan," kata MatGaper suatu sore saat berkumpul dengan para tetangga.

Kisah sederhana ini tak hanya menyelamatkan galon dari tempat sampah, tapi juga membawa kebahagiaan, semangat berbagi, dan rasa peduli yang tumbuh bersama cabai-cabai kecil di halaman rumah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun