Mohon tunggu...
Priyono Mardisukismo
Priyono Mardisukismo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Redaktur www.fixen.id

Seorang kakek yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN (https://fixen.id) Bantu saya dengan komentar dan penilaian atas tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

101 Perjalanan Mimpi Imaginer: Mimpi 003 - Keberanian Untuk Melanjutkan

6 Januari 2025   07:30 Diperbarui: 6 Januari 2025   07:02 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreasi AI - Mimpi bertemu Winston Churcil

Setelah dua malam yang penuh mimpi mengubah hidup, Yono merasa seakan hidupnya mulai memiliki arah. Namun, hari-hari berlalu tidak selalu mudah. Ketika ia mencoba menerapkan pelajaran dari Gandhi dan Einstein, ia menghadapi tantangan dan kegagalan. Kesalahan kecil membuatnya merasa malu, sementara hambatan besar membuatnya ingin menyerah.

Malam itu, dengan hati yang penuh keraguan, Yono tertidur lagi. Dalam tidurnya, ia menemukan dirinya berada di tengah-tengah aula besar yang dipenuhi suara gemuruh. Orang-orang berbicara dengan semangat, tetapi ia tidak bisa menangkap apa yang mereka bicarakan. Di ujung aula, berdiri seorang pria dengan postur tegap, mengenakan setelan formal, dan memegang cerutu di tangannya.

Pria itu menoleh ke arah Yono dan berkata dengan suara berat namun penuh karisma, "Ah, kau di sini. Selamat datang, anak muda."

Yono mendekat dengan ragu-ragu. "Siapa Anda?"

Pria itu tersenyum tipis. "Namaku Winston Churchill. Dan dari raut wajahmu, aku bisa menebak bahwa kau menghadapi kesulitan besar, ya?"

Yono mengangguk pelan. "Saya mencoba berubah, mencoba membuat sesuatu yang lebih baik. Tapi... rasanya sulit sekali. Saya gagal, dan rasanya seperti tidak ada gunanya untuk terus berusaha."

Churchill menatap Yono dengan tajam, lalu berkata, "Dengarkan aku baik-baik, Yono. Success is not final, failure is not fatal: It is the courage to continue that counts."

Yono mengernyit. "Apa maksudnya?"

Churchill mengambil langkah mendekat, matanya penuh keyakinan. "Kesuksesan itu sementara. Bahkan saat kau mencapainya, kau harus terus bergerak maju. Karena jika kau berhenti, kau akan kehilangan segalanya. Dan kegagalan? Itu bukan akhir dari segalanya, anak muda. Kegagalan hanyalah pelajaran, kesempatan untuk menjadi lebih baik."

"Tapi bagaimana jika saya terus gagal?" tanya Yono.

"Yang terpenting adalah keberanian untuk melanjutkan, meski kau gagal. Hidup bukan tentang tidak pernah jatuh, tetapi tentang selalu bangkit lagi, setiap kali kau terjatuh. Keberanian itulah yang membedakan mereka yang bertahan dari mereka yang menyerah."

Churchill tersenyum lebar, mengangkat cerutunya seperti untuk menandai pernyataannya. "Ketahuilah, bahkan aku telah menghadapi banyak kekalahan. Tapi aku tidak pernah menyerah. Karena aku tahu, setiap langkah maju, sekecil apa pun, adalah kemenangan dalam dirinya sendiri."

Kata-kata itu menggema di benak Yono, membuka matanya terhadap makna sebenarnya dari perjuangan. Kesuksesan bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan yang harus terus dilalui. Dan kegagalan hanyalah bagian dari perjalanan itu, bukan penghenti langkah.

"Terima kasih, Tuan Churchill," kata Yono dengan tulus.

Churchill menepuk bahu Yono dengan lembut. "Ingat, keberanian adalah kebajikan yang paling penting. Kau memilikinya, aku bisa melihat itu. Jadi, teruslah melangkah."

Saat Yono membuka matanya, ia merasa seperti mendapatkan energi baru. Ia menyadari bahwa kegagalan yang ia alami hanyalah bagian dari perjalanan panjang menuju sesuatu yang lebih besar. Dengan semangat baru, ia memutuskan untuk bangkit kembali dan terus melangkah, apa pun yang terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun