Mohon tunggu...
Priyo Joko Purnomo
Priyo Joko Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Hello, World!

Penikmat karya sastra klasik dan warisan budaya lainnya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menjabat Bahasa

24 Agustus 2021   21:54 Diperbarui: 24 Agustus 2021   22:05 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri

Hilang bahasa lenyap bangsa.

Begitulah kiranya peribahasa yang menggambarkan situasi bahasa daerah pada era modern ini. 

Bahasa daerah acap kali dipandang sebagai suatu hal yang kuno sehingga generasi muda jarang memakainya sebagai alat komunikasi dalam lingkungan pergaulan. 

Jika kondisi ini terus berlanjut maka lambat laun derajat diri suatu bangsa akan hilang begitu saja.

Foto di atas merupakan salah satu bukti upaya kami, Tim Pengembangan Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Riau, merawat bahasa daerah di Kecamatan Dabo Singkep, Kabupaten Lingga. 

Tampak dalam foto tersebut kami mendatangi sebuah rumah klasik khas era kolonialisme Belanda. 

Konon, rumah unik ini dulunya menjadi rumah dinas bagi pegawai Belanda yang bekerja di pertambangan timah. 

Seiring berhentinya aktivitas pertambangan, rumah ini beralih tangan kepada seorang pegiat budaya yang bernama Haji Hamzah Kasim.

Di usianya yang senja, beliau masih mampu mengingat beragam kosakata Melayu-Lingga yang bisa dikatakan hampir punah. 

Ada kosakata tentang jenis penyakit, aktivitas keseharian, hingga kata sapaan yang bernilai tinggi. 

Dari berbagai kata yang berhasil kami data, salah satunya yang cukup menarik perhatian adalah 'asmaraguna'. 

Kata ini memiliki arti orang yang pandai membuat obat pengasih. 

Munculnya kosakata ini di lingkungan masyarakat Melayu-Lingga menunjukkan maraknya profesi yang berhubungan dengan pengasih pada masa silam layaknya pepatah cinta ditolak, dukun bertindak. 

Mungkinkah asmaraguna masih berjaya hingga hari ini?

***

Ibarat orang tua yang sudah renta, bahasa perlu dijaga dan dirawat agar terhindar dari sakit. 

Sejauhnya-jauhnya seorang anak berkelana, ia harus mengunjungi orang tuanya. Sepandai-pandainya seseorang berbahasa asing maka ia wajib pula melestarikan bahasa daerahnya.

Mari menjabat erat jati diri keluhuran bangsa.

#KelasMenulisKantorBahasaKepri2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun