Saya adalah seorang yang tersesat di jalan yang benar. Hari ini saya memulai lagi menulis tentang passion saya di bidang promosi yang saya peroleh ketika saya bekerja di Matari Advertising pada tahun 2001 lalu. Saya mengenal Matari langsung dari pemiliknya yaitu Ken T. Sudarto. Saya mengenal beliau sejak tahun 1998 an ketika dikenalkan oleh senior sesama aktivis mahasiswa dulu. KTS demikian saya memanggilnya adalah seorang yang sangat peduli pada negerinya, ketika jaman reformasi beliau juga peduli dan membagikan ilmu komunikasinya kepada beberapa aktivis ketika itu.
Cerita klasik yang pertama kali saya dengarkan dari beliau adalah kisah Surga dan Neraka yang kemudian membuat saya kagum bagaimana kekuatan sebuah proses komunikasi. Demikian ceritanya;
Suatu hari ada orang yang baik hati meninggal dunia. Orang ini kemudian pergi ke Akhirat. Dan di sana dia bertemu dengan Malaikat Penjaga Akhirat. Setelah buku dosa dibuka-buka, Malaikat Penjaga Akhirat mengatakan, " Anda orang baik-baik dan mempunyai hak untuk masuk surga. Tetapi khusus untuk Anda, Anda boleh memilih masuk surga atau masuk neraka ."Â
"Malaikat, saya masuk surga saja."
"Jangan tergesa-gesa memutuskan, lihat saja dulu baru memutuskan." bujuk Malaikat Penjaga Akhirat.
Besok paginya, orang baik ini diajak oleh Malaikat Penjaga Akhirat melihat-lihat surga. Pintu surga dibuka, dan ternyata suasana hening. Isinya : orang-orang baik yang menjaga kesuciannya, para martir, para santo dan santa. Suasana sangat tenang di surga. Orang baik ini tidak mengenal satupun orang yang mendiami surga ini.
"Bagaimana, Anda mau tinggal disini ?", tanya Malaikat Penjaga Akhirat kepada orang baik itu.
"Ya, saya mau disini, malaikat."Â
"Coba lihat neraka dulu, supaya bisa membandingkan, " lanjut sang Malaikat.
Besoknya, orang baik itu diajak masuk neraka. Pintu neraka dibuka dan masuklah orang baik ini. Suasana neraka begitu hidup penuh dengan tarian, orang bebas minum dan makan. Di neraka orang-orang saling menyapa penuh kehangatan dan banyak kenalan orang baik itu ada di sana. Suasana neraka ini membuat orang baik itu tertarik.
"Bagaimana, kamu pilih yang mana sekarang ?"
"Saya di sini saja, Malaikat. Di surga sepi, tidak ada yang saya kenal, mereka begitu dingin. "
"Hai orang baik, engkau masih mempunyai waktu sampai besok untuk memutuskan mau masuk surga atau neraka. Namun begitu sekali engkau memutuskan, keputusan itu tidak dapat diganggu gugat kembali, mengerti kah engkau?"
"Ya, saya mengerti malaikat."
Keesokan harinyanya Malaikat Penjaga Akhirat bertanya sekali lagi kepada orang baik itu.
"Hai, orang baik apakah engkau sudah yakin atas pilihanmu?"
"Ya Malaikat saya sudah memutuskan... dan saya yakin dengan pilihan ini"
"Baiklah, aku antarkan kamu ke Malaikat Penjaga Pintu neraka"
Malaikat Penjaga Akhirat mengantarkan orang baik itu menuju pintu neraka dimana Malaikat Penjaga neraka telah menunggunya.
Begitu masuk dan pintu neraka ditutup, ternyata gambaran neraka sangat jauh berbeda dengan yang dilihat kemarin oleh orang baik itu. Neraka yang ia lihat adalah neraka penuh derita, neraka yang panas, tak ada lagi minum dan makanan yang enak-enak.
"Apa ini? ini bukan neraka yang kemarin saya lihat... saya salah pintu mungkin" protes orang baik itu kepada Malaikat Penjaga Neraka.
"Hai orang baik, ini benar neraka yang engkau lihat kemarin. KEMARIN ADALAH HARI TERAKHIR PROMOSI TEMPAT INI!"
Cerita moral dari kisah ini adalah, begitu dahsyatnya sebuah promosi/ komunikasi hingga barang baikpun (misalnya surga) menjadi tidak laku karena tidak berpromosi. Sebaliknya barang busuk bisa sangat diminati asal dikemas dengan promosi yang baik.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H