Saya teringat ucapan guru saya dulu ketika mengunjungi SMP di pinggiran desa itu. Di ruang kantor kami berbincang-bincang terkait memilih jurusan, beliau berkata bahwa memilih jurusan itu layaknya memilih pasangan hidup karena gelar yang akan kita raih (itu juga kalo lulus,hehe) nanti akan mendampingi nama kita selama kita hidup di dunia ini, misalnya saja Priyatna Hendriawan, S.Pd.(Aamiin,hehe) sehingga saya akan dikenal sebagai lulusan jurusan keguruan yang tentunya dianggap lebih kompeten dibidang mengajar daripada arsitektur.Â
Oleh karena itu walaupun pada dasarnya bakat kita dibidang arsitek akan tetapi karena gelar kita keguruan tentunya akan mempersulit kita ketika melamar pekerjaan pada perusahaan pembangunan.
Tiga hal diatas merupakan beberapa faktor penyebab mengapa banyak sekali kasus mahasiswa merasa salah jurusan walaupun masih banyak alasan yang lain, tapi tiga alasan diatas sepertinya telah mewakili alasan lainnya.Â
Kasus seperti ini sebaiknya dipandang serius oleh pemerintah dan sekolah, mengapa begitu ? karena apabila angka salah jurusan semakin tinggi maka semakin rendah-lah kualitas profesionalitas pekerja Indonesia, sehingga karena kurangnya kompetensi orang indonesia akan membuat sumber daya indonesia direbut oleh negara-negara asing. Waah gawat juga ya !.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H