Memang dalam sejarah menteri pendidikan Indonesia selama ini baru Mas Menteri Nadiem Makarim yang memiliki background seorang pengusaha. Entah apa pertimbangan presiden Joko Widodo memilih beliau. Satu hal yang saya cermati sebagai seorang guru. Dulu di awal beliau menjabat sebagai Mendikbud beliau pernah berujar akan mengurangi beban administrasi guru dengan cara menyederhanakannya. Tetapi faktanya sampai sekarang di era beliau juga sama saja. Bahkan semakin banyak platform aplikasi yang mesti dipelajari dan dikerjakan guru untuk mendukung kelancaran tugas pekerjaan sehari-hari.
Isu persoalan kesejahteraan guru dan juga termasuk isu seputar guru honorer juga tidak juga mereda. Meskipun sudah coba diselesaikan lewat skema pengangkatan ASN PPPK faktanya juga masih menuai polemik sampai sekarang. Masih banyak guru yang belum terangkat dan belum ada kejelasan nasibnya kedepan. Juga masih banyak persoalan pendidikan lainnya yang belum juga kunjung selesai meskipun sebentar lagi masa jabatan mas menteri akan selesai.
Ending dongeng, saya pribadi berharap semoga nanti pada pemerintahan yang baru Pak Prabowo akan betul-betul serius dan hati-hati dalam memilih menteri pendidikan dan merancang program kementeriannya. Prinsip the right man on the right place haruslah tetap dipegang teguh. Karena pendidikan juga kesehatan merupakan sektor yang sangat sentral bagi keberlangsungan sebuah negara. Entah siapapun nanti sosok yang dipilih untuk menjabat sebagai Mendikbud yang baru kiranya besar harapan bisa membawa dunia pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik. Tentu bersama seluruh stake holder pendidikan bangsa dan negara ini.
Kurikulum Merdeka dan kurikulum-kurikulum sebelumnya sejatinya bagus-bagus saja. Asalkan kita semua memang telah siap dan matang untuk mengimplementasikannya. Indonesia adalah negara yang luas dengan beraneka ragam budaya dan kondisi sosialnya. Tingkat disparitas dan ketimpangan juga sangat tinggi di segala lini kehidupan. Tidak bisa disamakan dengan Finlandia yang relatif sempit dengan keanekaragaman yang minim.
Kurikulum yang bagus adalah kurikulum yang diimplementasikan dengan baik sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Itu juga yang sebetulnya mejadi ruh dan semangat dari kurikulum merdeka. Konsep sudah bagus tinggal masalah waktu saja. Butuh waktu untuk mengimplementasikan sekaligus mengevaluasi detail-detail kekurangan agar kurikulum ini bisa diterapkan dengan baik. Tetap semangat maju terus pendidikan Indonesia. Salam blogger persahabatan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI