Terakhir setelah siswa melakukan percobaan dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa diminta membuat ringkasan/kesimpulan tentang benda magnetis dan nonmagnetis melalui percobaan yang telah mereka lakukan tadi. Siswa dapat memberikan kesimpulan melalui komunikasi lisan, menuliskannya melalui beberapa kalimat di kertas, ataupun membuat diagram sederhana (diferensiasi produk).
Didalam pembelajaran tentu guru haruslah bertindak sebagai fasilitator. Guru memfasilitasi dan mendampingi siswa dalam proses belajarnya. Bertanya jawab dan membimbing pemahaman siswa. Sehingga diharapkan siswa memperoleh pengalaman belajar bermakna. Yang membekas di dalam alam berpikirnya. Bisa mengabstraksi konsep-konsep pengetahuan dan menyimpannya sebagai bagian dari hasil proses belajarnya.
Pembelajaran Berdiferensiasi Di Luar Negeri
Pembelajaran berdiferensiasi memberikan warna tersendiri pada kurikulum merdeka dan menjadi konsep kekhasan kurikulum merdeka. Di luar negeri sendiri sudah banyak negara-negara maju yang menerapkan konsep pembelajaran berdiferensiasi. Semisal di Amerika Serikat pembelajaran berdiferensiasi diterapkan dengan menggunakan standar akademik yang berbasis kompetensi, bukan waktu. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan mereka sendiri, tanpa dibatasi oleh kurikulum yang rigid. Siswa juga dapat memilih topik, materi, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka. Guru berperan sebagai fasilitator dan mentor yang memberikan bimbingan dan umpan balik yang individual.
Di Finlandia, pembelajaran berdiferensiasi diterapkan dengan menggunakan kurikulum fleksibel yang memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi berbagai bidang ilmu, seni, dan olahraga. Siswa dapat memilih mata pelajaran yang mereka sukai dan mengembangkan bakat mereka. Siswa juga dapat belajar secara kolaboratif dengan siswa lain yang memiliki minat yang sama. Guru berperan sebagai pembelajar seumur hidup yang terus mengembangkan kompetensi profesional dan pedagogik mereka.
Di Singapura, pembelajaran berdiferensiasi diterapkan dengan menggunakan sistem streaming yang mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan akademik mereka. Siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat kesulitan dan tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Siswa juga dapat berpindah antar kelompok sesuai dengan perkembangan mereka. Guru berperan sebagai perancang pembelajaran yang menyesuaikan konten, proses, dan produk pembelajaran dengan karakteristik siswa.
Dan rata-rata negara maju tersebut sudah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Agaknya kita semua memang harus belajar dengan lebih keras untuk bisa memahami penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Ada banyak tantangan yang mesti kita hadapi. Pembelajaran berdiferensiasi menuntut guru memiliki kemampuan pedagogik yang lebih kreatif dan inovatif. Tidak hanya sekedar keterampilan mengajar yang pas-pasan. Rasanya cara mengajar catat-dengarkan-hafalkan-ulangan sudah harus mulai ditinggalkan. Guru harus mulai memahami konsep penerapan pembelajaran berdiferensiasi, berlatih mempraktekkannya dalam pembelajaran, meminta masukan dan refleksi dari rekan sejawat, gabung dan diskusi dengan berbagai komunitas belajar agar semakin terasah wawasan dan keterampilan pedagogiknya. Dengan cara demikian rasanya akan lebih mudah untuk mengembangkan diri menjadi guru profesional sesuai dengan tuntutan dan perkembangan jaman.
Pembelajaran berdiferensiasi membuat guru lebih berkreasi dan berinovasi. Pembelajaran berdiferensiasi akan membuat siswa dan siswi lebih termotivasi. Sudahkah kita mempersiapkan diri? Mari menjadi pribadi yang berjiwa pembelajar sejati. Tetap semangat. Jaya terus guru Indonesia.
Sumber :
Irdhina, Dina, dkk. 2021. Model Pengembangan pembelajaran berdiferensiasi (differentiated instruction) pada kurikulum fleksibel sebagai wujud merdeka belajar di SD Cikal Cilandak. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia.
Miqwati, dkk. 2023. Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 1(1), 30-38. Jakarta : Universitas Terbuka.