Mohon tunggu...
Priyasa Hevi Etikawan
Priyasa Hevi Etikawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Penulis buku Asyiknya Menjadi Penulis Pemula (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Face Absensi: Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Pegawai, Efektifkah?

14 Februari 2023   14:57 Diperbarui: 18 Februari 2023   09:45 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi face absensi pegawai | sumber : daulat.co

Hari-hari ini aku sering melihat orang berseragam dinas lalu lalang pagi hari dengan begitu gesitnya mengendarai sepeda motor menuju tempat tugas. 

Beberapa berpapasan denganku melambaikan tangan sambil melempar senyuman. Aku sendiri saat berangkat bekerja sering mampir dahulu membeli sarapan di warung favoritku. 

Dan si penjual lontong sayur ternyata cukup teliti dalam mencermati kebiasaanku dan pada suatu hari dia bertanya : "Absen paginya jam berapa pak?Kok berangkat pagi sekali?". 

Sambil membuat pesanan sarapanku dia bercerita panjang lebar terkait temannya yang bekerja sebagai PNS di suatu daerah dan harus berangkat pagi-pagi sekali karena absen pagi mulai pukul 07.00 tepat dan absen siang akan ditutup pukul 15.30. 

Dan konon tunjangannya akan dipotong jika terlambat absen apalagi bolos kerja. Aku sesekali tersenyum ringan mendengarkan cerita si penjual ini dan dengan singkat aku menjawab: 

"Ya memang sekarang semua orang dituntut untuk bekerja lebih disiplin. Apalagi sekarang sudah jaman kemajuan sudah eranya teknologi informasi. Kemajuan menuntut orang untuk lebih disiplin dalam hal apapun. Termasuk dalam hal pekerjaan," pungkasku dalam obrolan singkat itu.

Disiplin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya). Menurut Stara Waji dalam (Sofan Amri 2016 : 161) menyatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. 

Dari kata ini timbul kata Disclipina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Kini kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. 

Suharsimi Arikunto (1980 : 114) menyatakan pengertian disiplin adalah suatu kepatuhan seseorang dalam mengikuti kepatuhan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya tanpa paksaan dari pihak luar. 

Hal ini juga diperkuat oelh pendapat Bejo Siswanto (2005 : 291) menurutnya pengertian disiplin adalah suatu sikap menghormati menghargai patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku.

Hal tersebut baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Kesimpulannya disiplin merujuk pada pengertian patuh pada aturan.

Jepang dan Soeharto

Omong-omong soal disiplin aku selalu teringat dengan salah satu negara di Asia Timur yang sangat terkenal dengan kedisiplinannya. Negara ini dulu pernah menjajah bangsa kita selama 3,5 tahun, ya negara Jepang. 

Di Jepang anak-anak sedini mungkin sudah diajarkan tentang kedisiplinan. Bahkan sejak masa prasekolah anak-anak di Jepang sudah dibiasakan untuk memiliki beberapa sikap.

Sikap-sikap tersebut yang kelak akan membentuk jiwa kedisiplinan mereka antara lain: mendengarkan orang lain, menjawab pertanyaan dengan jelas, duduk dengan benar di kursi, menghormati barang milik orang lain yang bukan miliknya, pastikan pakaiannya selalu bersih dan rapi dan sebagainya. 

Tidak heran ketika mereka tumbuh dewasa sikap dan karakter disiplin itu sudah tertanam kuat di dalam hati. 

Bahkan datang terlambat ke suatu tempat bagi mereka adalah pelanggaran besar yang sangat memalukan. Orang Jepang terkenal sangat displin dan begitu menghargai waktu.

Di Indonesia sendiri dahulu saat masa berjayanya Orde Baru Presiden Soeharto pernah mencanangkan sebuah program yang disebut Gerakan Disiplin Nasional atau disingkat GDN. 

Gerakan Disiplin Nasional (GDN) dicanangkan Presiden Soeharto pada tanggal 20 Mei 1995 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional kala itu. Gerakan ini didasarkan pada surat keputusan presiden RI nomor 33 tahun 1995 tentang Pembentukan Panitia Gerakan Disilin Nasional yang dirilis pada tanggal 23 Mei 1995. 

Pada saat itu presiden Soeharto memerintahkan angkatan bersenjata untuk disiagakan di sejumlah ruas jalan di Jakarta. Karena Jakarta dijadikan wilayah percontohan untuk penerapan gerakan ini. 

Angkatan bersenjata yang disiagakan tadi dimaksudkan untuk memastikan di Jakarta kala itu tidak ada masyarakat yang tidak patuh terhadap aturan. 

Masyarakat diwajibkan menjaga kebersihan, menyebrang jalan di tempat yang telah ditentukan dan sebagainya. Gerakan ini meredup seiring dengan lengsernya Seoharto dan runtuhnya rezim Orde Baru.

Face Absensi...

Ilustrasi face absensi pegawai | sumber : daulat.co
Ilustrasi face absensi pegawai | sumber : daulat.co

Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai adanya face absensi patut diapresiasi. Screening wajah pada mesin absen yang langsung terhubung dengan server bagian kepegawaian melalui jaringan internet tentu menuai berbagai respon yang beragam. 

Pro-kontra dalam hidup adalah sesuatu yang biasa yang bisa dimaknai sebagai suatu kewajaran apalagi di era demokrasi seperti sekarang. 

Orang boleh berpendapat dan berwacana apapun asal masih dalam koridor aturan dan bisa dipertanggungjawabkan. 

Tetapi semua mestinya sepakat bahwa kedisiplinan adalah sesuatu yang baik dan bahkan harus dibiasakan sedini mungkin. Misalnya seorang guru kecewa dan marah saat ada siswanya bolos sekolah tanpa alasan yang jelas. 

Atau, seorang guru marah saat tahu siswanya terlambat masuk ke kelas sehingga tertinggal pelajaran. Maka akan lebih elok jika hal tersebut dimulai dari guru itu sendiri sebagai sosok yang digugu dan ditiru. 

Digugu artinya dipatuhi atau menjadi panutan ditiru artinya dicontoh. Guru harus berangkat lebih pagi dan tidak terlambat serta tidak masuk kerja tanpa alasan jelas. 

Ada pepatah guru kencing berdiri murid kencing berlari. Apa yang dilakukan gurunya tentu akan dicontoh oleh siswanya. 

Ya memang saya sendiri sepakat dalam penerapan disiplin itu tidak akan lepas dari tiga kata: dipaksa, terpaksa, akhirnya terbiasa. Yang pada awalnya merasa "terpaksa" lama kelamaan akan terbiasa dengan kebiasaan baru yang lebih baik. 

Jadi sudahlah saatnya menuju era baru yang lebih baik dan lebih disiplin karena itu adalah sebuah keniscayaan yang sudah menjadi tuntutan jaman. 

Adanya face absensi seyogyanya dimaknai sebagai sebuah alat untuk melatih pribadi menjadi lebih baik dan lebih menghargai waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun