Dalam konteks pendidikan dan pengasuhan, cerita fantasi dapat dimanfaatkan sebagai alat yang efektif untuk mendukung perkembangan kecerdasan emosional, terutama jika diimbangi dengan diskusi yang mendalam dan refleksi bersama.Â
Oleh karena itu, orang tua dan pendidik diharapkan dapat secara aktif memilih dan menghadirkan cerita-cerita yang bermakna bagi anak, memastikan bahwa pengalaman membaca atau mendengar cerita fantasi dapat menjadi fondasi kuat bagi perkembangan emosional yang sehat dan positif di masa depan.
REFERENSI
Goleman, D. (2020). Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. Bantam Books.
Apriliani, S., & Radia, E. H. (2020). Pengembangan Media Buku Cerita Bergambar. Jurnal Basicedu.
Halim, D., & Munthe, A. P. (2019). Dampak Pengembangan Buku Cerita Bergambar untuk Anak Usia Dini. Scholaria.
Neng Wuan, M., Hodidjah, H., & Pranata, O. H. (2019). Pengaruh Media Cerita Bergambar. Indonesian Journal of Primary Education.
Wardiah, D. (2017). Peran storytelling dalam meningkatkan kemampuan menulis, minat membaca dan kecerdasan emosional siswa. Wahana Didaktika: Jurnal Ilmu Kependidikan, 15(2), 42-56.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H