Air sangat berpengaruh bagi tubuh, baik diminum maupun dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mandi, mencuci peralatan rumah tangga, buang air, dan lain-lain. Air tanah dan air PAM (Perusahaan Air Minum) mengalir di berbagai daerah untuk keperluan masyarakat. Namun, ada kendala yaitu air tanah di beberapa wilayah Jakarta tergolong memprihatinkan.Â
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.907/MENKES/SK/VII/2002, ciri-ciri air yang sehat adalah tidak memiliki rasa, bau atau warna, tidak keruh dan tidak berada dalam suhu tinggi, tidak mengandung bakteri, tidak mengandung bahan kimia melebihi batas yang diperbolehkan. Saya yakin air di indekos saya adalah air tercemar.
Beberapa indikasi bahwa air tanah di indekos saya tercemar:
- Air tanah yang mengubah warna pakaian putih saya menjadi putih kekuningan.
Awalnya saya mencuci pakaian putih saya dengan air tanah di indekos. Namun, lama-kelamaan pakaian-pakaian putih saya berubah warna menjadi putih kekuningan. Beberapa teman saya juga mengalami hal serupa, pakaian putih mereka menjadi kekuningan.
- Air tanah menimbulkan karat pada alat-alat masak saya.
Baru saja saya membeli peralatan masak selama sebulan, tetapi sendok garpu dan panci saya mulai berkarat. Pertama-tama hanya sedikit, namun lama-kelamaan banyak bagian yang tertutup oleh karat sehingga tidak layak pakai lagi. Akhirnya saya membuang alat-alat tersebut dan membeli peralatan yang baru.
- Air tanah menyebabkan ember saya menjadi coklat.
Ketika saya mandi, saya sering melihat air yang mengalir ke dalam ember berwarna kuning kecoklatan. Mulut keran memang berkarat. Saya tak menyangka bahwa ember saya pun berkarat. Ya, dasar ember berwarna ungu menjadi coklat.
- Air tanah yang licin terkena sabun.
Ketika saya mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, sabun itu makin lama tidak menghilang, tetapi seakan bertambah licin di tangan.
- Air tanah yang terasa asin.
Saya pernah melihat penghuni lain yang seatap dengan saya mencuci beras dan memasak nasi menggunakan air yang keluar dari keran indekos kami. Teman indekost saya bercerita bahwa dia pernah meminum air tanah yang mengalir dari keran. Meskipun telah direbus matang, tetapi airnya tetap terasa asin.
- Air tanah berbau besi.
Saat mandi, saya mencium air yang mengalir dan ternyata dugaan saya benar, air itu berbau besi. Walaupun tak selamanya berbau besi dan hanya kadang-kadang saja, namun air berbau besi memang tidak baik untuk kesehatan.
- Air tanah berubah warna menjadi hitam ketika saya tes.
Saya membawa tiga jenis air: air tanah (air yang biasa saya pakai untuk mandi), air isi ulang (air yang saya pakai untuk memasak, menggosok gigi serta mencuci muka), dan air AQUA asli dari Depot Air Minum di sekitar indekos saya. Hasil dari tes air ini cukup mengejutkan saya.Â
Saya memang telah mengetahui bahwa air tanah indekos saya tercemar, namun saya tak pernah menyangka tingkat tercemarnya adalah yang tertinggi dibandingkan puluhan orang yang telah membawa sample air tanah dari rumah mereka masing-masing. Setelah dites menggunakan alat pengukur elektrolisa selama beberapa saat, air tanah saya berubah warna dari kekuningan menjadi hijau pekat kekuningan dengan banyak gumpalan kuning di permukaan dan di dasar air.Â
Petugas laboratorium menjelaskan bahwa artinya air tersebut mengandung arsenik, merkuri, sodium, tembaga, asam, fluor, dan senyawa-senyawa organik lainnya. Air isi ulang dan air AQUA tergolong aman untuk dikonsumsi, sedangkan air tanah sangat berbahaya karena mengandung tembaga yang sangat tinggi dan mikroba. Efek dalam jangka pendek belum terlihat, namun efek jangka panjang akan membuat kulit kusam. Pada detik itu, saya pun mengerti kenapa sendok garpu saya begitu cepat berkarat.
Upaya mengurangi dampak berbahaya air tanah yang tercemar:
- Membeli air AQUA dan air isi ulang untuk mencuci muka, menggosok gigi, serta memasak.
Sejak awal saya telah menyadari air tanah yang saya gunakan untuk mandi sangat buruk. Di Jakarta, saya memutuskan untuk membeli air isi ulang untuk mencuci muka, menggosok gigi, serta memasak. Untuk minum, saya mengonsumsi air AQUA.Â
Meskipun teman-teman yang tinggal di sekitar saya tetap menggunakan air tanah itu untuk kebutuhan sehari-hari, saya selalu mencegah agar jangan sampai air tanah itu masuk ke dalam tubuh saya melalui mulut, mata ataupun merusak kulit wajah saya
- Melarutkan antiseptik cair ke dalam ember mandi.
Tiap mandi, saya melarutkan satu tutup botol antiseptik cair ke dalam ember mandi saya. Antiseptik cair sangat berguna untuk membunuh kuman dan bakteri sehingga melindungi tubuh dari penyakit. Setiap bulan saya menggunakan sekitar 500 mililiter antiseptik cair.
- Menggunakan penyaring air yang memiliki karbon aktif.
Penyaring air ini pemasangannya sangat mudah, hanya ditempelkan pada mulut keran. Pada bagian atasnya terdapat kapas. Kapas ini berfungsi untuk mencegah agar kotoran-kotoran dan cacing tanah tidak ikut masuk ke dalam ember.Â
Silika yang ada di bawahnya menyaring kotoran dan endapan lumpur. Karbon aktif menghilangkan bau tak sedap, racun bakteri-bakteri yang berbahaya. Resin menghilangkan kapur, zat besi, merkuri, tembaga, atau bahan-bahan kimia lain yang mencemarkan air. Penyaring air ini dapat digunakan selama tiga bulan.
Oleh karena itu, saya berjuang untuk mengurangi dampak berbahaya air tanah yang tercemar. Semoga artikel ini bermanfaat juga untuk masyarakat yang memiliki air tercemar di sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H