Mohon tunggu...
priskalia nikenwidowati
priskalia nikenwidowati Mohon Tunggu... Guru - Pengajar di Sekolah Dasar

shaping the brain through knowledge

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Maslow's Hierarchy of Needs in Education

12 November 2021   10:59 Diperbarui: 12 November 2021   11:14 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nusacaraka.com/2019/04/15/kebutuhan-manusia-menurut-maslow/

4. Self-esteem 

    Tingkatan selanjutnya yaitu Self-esteem atau penghargaan. Tingkatan tersebut juga tergolong sebagai kebutuhan psikologis.                    Sebagai  contoh setelah        anak-anak berhasil berprestasi dengan baik, mereka berhak untuk diberi penghargaan maupun                         tanggung  jawab yang lebih di dalam      kelas. Anak-anak yang berprestasi dapat diberi tugas sebagai leader ketika berlangsung kerja     kelompok para leader dapat                           membantu teman yang masih mengalami kesulitan dalam belajar.  Pembelajaran    dapat           dilaksakan dengan metode kolaborasi  untuk dapat mengasah kemampuan berkomunikasi dengan sesama teman sekaligus dapat           melatih kepercayaan diri ketika berkomunikasi dengan orang lain.

5. Self -Actualization 

    Tahapan yang teratas yaitu aktualisasi diri atau tergolong sebagai kebutuhan pemenuhan diri. Anak-anak dapat menunjukkan                 kemampuan atau prestasi terbaik yang dimilikinya sebagai aktualisasi diri bahwa mereka hadir dengan optimal dengan kreativitas         dan potensi yang dimilikinya. Pendidik dapat memberi kebebasan pada siswa untuk dapat menggunakan potensi yang dimilikinya         untuk dapat mecahkan permasalahan yang terjadi. Pendidik dapat mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang melibatkan              metakognitif siswa.

 

Teori Hierarchy of Needs yang dikemukaan oleh Maslow menjadi panduan penting bagi kalangan umum maupun kalangan pendidik pada khususnya. Pendidik di sekolah dapat mempunyai gambaran utuh mengenai perilaku anak-anak sehingga dapat menentukan langkah pembelajaran selanjutnya untuk membimbing anak-anak mencapai tahap aktualisasi diri. Walaupun takaran 'kekurangan' antara anak yang satu dan anak yang lain tidak dapat disamakan. Pada beberapa khasus tentunya juga terjadi beberapa pengecualian sebagai contoh ketika pada tahap tertentu kebutuhan anak-anak telah dipenuhi oelh orangtua tetapi out atau motivasi belajar masih rendah. Tentunya pada khasus tersebut seorang pendidik perlu lebih menekankan cura personalis atau sentuhan pribadi antar pribadi sehingga anak-anak dapat merasa dapat tersapa dan harapanya dapat bertumbuh menjadai pribadi yang berintegritas dan dapat sampai ke tahapan aktualisasi diri dengan memakan potensi terbaik yang dimilikinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun