Berbeda dengan guru yang mengajar di sekolah konvensional yang biasanya mengajar di depan kelas untuk puluhan siswa dikelasnya. Guru yang menggunakan metode Montessori akan mendampingi dan duduk berpindah tempat untuk mengamati kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak.
Dalam model pembelajaran Montessori anak-anak tidak perlu dipaksa untuk belajar hal yang tidak ia inginkan. Seorang anak juga tidak dituntut untuk selalu mendapat nilai cemerlang untuk setiap mata pelajaran dan dibebani oleh pekerjaan rumah yang menumpuk yang dapat membuatnya tertekan dan tidak suka belajar.
Dengan kebebasan belajar dan kebebasan memilih anak-anak akan dapat meraih keberhasilan dalam pembelajaran. Montessori tidak mengenal memberikan reward atau punishment bagi para peserta didiknya. Maria Montessori mempunyai pemikiran bahwa anak-anak memiliki rasa ingin tahu serta memiliki sifat alamiah untuk dapat belajar dengan baik.Â
Jika banyak dilarang, anak-anak justru akan menjadi bosan atau malas belajar. Anak dapat mengoreksi dirinya sendiri dan menjadi lebih paham atas kesalahan yang dilakukan melalui aktivitas pembelajaran yang didapatnya.
Beberapa kelebiahan dari model pembelajaran Montessori adalah:
1. Keteratuan
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya metode pembelajaran Montessori sangat menekankan keteraturan. Lingkungan pembelajaran dipersiapkan bebagai  media belajar yang sangat rapi, teratur dan merupakan lingkungan belajar yang bersih, luas dan aman sehingga mendukung eksplorasi anak dengan aturan yang jelas.Â
Anak-anak dapat mengeksplorasi berbagai media dengan teratur dan bergantian. Anak-anak dapt bebas berbisara dengan teman selama tidak mengganggu teman yang sedang belajar. Keteraturan membuat seorang anak untuk dapat belajar dengan mandiri dan percaya diri. Serta dapat membangun keahlihannya masing-masing sejak dini.
2. kelas multi-usia
Pembagian kelas multi -usia mengikuti tahap perkembangan manusia oleh Dr. Maria Montessori yang dikenal sebagai The four Palanes of Development.
Absorbent Mind (0-6 tahun)