[caption caption="Sumber: Facebook pengguna"]
Sungguh miris. Tak terbayang bagaimana perasaan kedua orang tuanya jika mengetahui bahwa anak perempuannya sudah terlampau jauh mengikuti arus kenakalan remaja yang gila ini!
Masih ada lagi yang membuat Anda naik pitam, Lihat saja foto sebagai berikut ini :
[caption caption="Sumber: Facebook pengguna"]
Nakal adalah satu kata yang sudah berbeda makna dimasa sekarang. Di era lampau, ketika seorang anak di cap "Nakal" maka mereka merasa dikucilkan dan dijauhi oleh teman-temannya namun di jaman sekarang, Nakal seolah menjadi salah satu mata uang yang dipakai anak-anak agar mendapatkan banyak teman dan pengakuan. Gadis belia ini bahkan sempat membalas beberapa komentas pedas dari Netizen dan ia membalas dengan kata " Munafikkk..! "
Tunggu, Jika boleh saya berpendapat dan memiliki pandangan, Bagaimana si anak bisa dengan lancar melontarkan sebuah penghakiman bahwa orang-orang yang memberi komentar padanya adalah kemunafikan. Lalu apakah ia merasa bahwa hal yang ia lakukan adalah sebuah kewajaran ? lalu apakah orang yang meluruskannya berarti munafik?
Melakukan hubungan seks di usia dini dan diluar nikah kini dianggap wajar oleh seorang gadis berumur belasan tahun, dan menganggap bahwa semua orang yang mengomentarinya adalah munafik. Sedangkan munafik sendiri dapat diartikan sebagai suatu perkataan yang tidak sesuai dengan perbuatan. Jadi apakah berarti dia menganggap semua orang sama seperti dia, hanya dia bersikap lebih terbuka dan orang lain adalah munafik? Patut dicermati!
Belum lagi, Anda akan kian geleng kepala jika Anda melihat foto yang satu ini :
[caption caption="Sumber: Facebook pengguna"]
Lihat saja perawakannya. Badannya masih mungil dan kecil. Seharusnya ia masih menikmati masa bermainnya bersama anak-anak bukan mengalami pendewasaan yang tak seharusnya seperti ini.
Bagaimana Peran pemerintah dalam menyikapi berbagai macam kesalahpahaman paradigma para remaja mengenai standar "kekinian" itu sendiri? Bagaimana Anda menyikapi kasus seperti ini? Saya berharap, baik orang tua, sekolah, lingkungan, dan pemerintah sama-sama bergandeng tangan untuk menjadikan anak-anak bangsa Indonesia cerdas, bermoral, dan berbudi luhur.