[caption caption="sehatfresh.com"][/caption]
Kali ini saya akan mengangkat topik mengenai industri hiburan di Indonesia yang kian lama kian miris ini. Banyak Masyarakat Indonesia sadar bagaimana kualitas Industri hiburan kita yang sekarang ini. Mengejar Ratting dan Share adalah tujuan utama dari sebuah acara, Bahkan terkadang sebuah acara dibuat dengan kesan seadanya saja di episode-episode awal dan hanya mengandalkan Host dan Para kawan - kawan nya yang itu - itu lagi.
Saya menulis disini atas bentuk rasa miris saya terhadap industri hiburan yang Mayoritas tak lagi berkualitas dan menghibur. Apa pengertian dari " Berkualitas " dan " Menghibur " ?
Berkualitas, berasal dari kata kualitas/ku·a·li·tas/ n : Derajat/ Tingkatan baik-buruknya sesuatu
Menghibur, Berasal dari kata Hibur/hi·bur/ v : menyenangkan dan menyejukkan hati yang susah
Maka, Acara yang mengedepankan Kualitas dan Menghibur harus mempedulikan sebuah Mutu dan telah menimbang baik-buruknya acara tersebut, Menghibur adalah hal yang relatif. Sejauh mana kita merasa terhibur tidak diukur dari seberapa dalam kita terbawa dalam emosi sebuah acara tersebut.
Di era sekarang, Dunia hiburan tak selamanya ' dapat dipercaya '. Bukannya mencerdaskan para pemirsa (Rakyat Indonesia) tetapi kian lama justru beralih kearah pembodohan Publik. Sejujurnya saja, Saya cukup kecewa dengan KPI yang seolah-olah Berat sebelah terhadap aturan yang dibuatnya. KPI seolah sangat ketat mengawasi Dunia Kartun anak-anak tak jarang banyak scene terpotong tidak jelas hanya karena alasan yang tak cukup kuat. Banyak Anime yang hilang dari peredaran hanya karena dianggap banyak mengandung unsur kekerasan.
Tidak ada yang salah dengan peraturan yang dibuat oleh KPI karena semua dilakukan untuk kebaikan tapi Saya harap KPI mengerti, Bahwa Peraturanya sangat berat sebelah. Apakah peraturan itu hanya berlaku bagi Kartun saja? Pasalnya, Sinetron Indonesia yang kian lama kian parah bahkan menampilkan aksi kebut-kebutan, Kisah Percintaan anak remaja dan keributan di diamkan saja? (Padahal Sinetron ini bentuknya malah Manusia, Bukan Kartun lagi)
Jika KPI memang dapat mempertanggungjawabkan setiap peraturan yang ia buat maka seharusnya scene sinetron tersebut dipotong dari awal sampai akhir alias bubar.
Berapa banyak dari kita sering melihat kasus anak-anak kecil yang mengalami 'penuaan' dini dengan pacaran kelewat batas alias terlalu nyleneh. Ini akibat siapa? Haruskah saya menyalahkan Srigala yang dulu pernah mengancam kehidupan anak bangsa? Ataukah saya harus menyalahkan si 'Macan' yang sempat mengaum setiap malam disebuah stasiun televisi swasta Indonesia?
Atau Para pembaca setuju jika Saya salahkan Mas - Mas yang suka kebut-kebutan naik motor itu? ( Bukan Ojek Online )