Mohon tunggu...
Priscila DianS
Priscila DianS Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Seseorang yang tak pandai merangkai kata, dan memiliki kemauan yang tak terbata.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilema E-Learning di Masa Pandemi Covid 19

5 Mei 2020   20:30 Diperbarui: 5 Mei 2020   21:26 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dampak nyata dari penerapan e-learning ini ialah terdapat pada sumber daya manusianya. Dimana dalam kebijakan ini, pemerintah mengharuskan para pendidik dari segala usia untuk dapat memahami bagaimana cara menggunakan teknologi dan media pembelajaran online tersebut, agar kegiatan belajar-mengajar tetap terlaksana dengan baik. 

Selain itu, fungsi peran dari pendidik juga sangat memengaruhi berjalannya PJJ, banyak keluhan yang dirasa, terlebih pada mahasiswa yang mengaggap bahwa tidak sedikit dosen yang hanya memberatkan PJJ ini dengan memberi tugas tanpa memperhatikan sikon dari pada mahasiswanya. Disfungsi peran pendidik tersebut, menyebabkan terjadinya penurunan minat untuk melaksanakan kegiatan e-learning.

Selain itu, e-learning juga dianggap memberatkan para peserta didik dan keluarga dalam menjalankannya. Jelas, bahwa pembelajaran jarak jauh ini memang butuh biaya yang cukup tinggi untuk menunjang pembelajaran, seperti persiapan barang elektronik laptop dan handphone maupun ketersediaan kouta ataupun wifi untuk mengakses internet. 

Jika peserta didik tidak dapat mengikuti kegiatan e-learning tersebut, hal yang mungkin terjadi ialah peserta didik akan tertinggal dalam kegiatan pengajaran. Tetapi, jika memaksakan kehendak dan dikembalikan lagi kepada institusi keluarga yang masih memiliki kewajiban dalam mencukupkan kebutuhan anaknya pun, tidak mudah dilakukan. Melihat terjadinya pandemi covid-19 ini, dengan kebijakan yang pemerintah ambil, mengakibatkan penurunan ekonomi yang cukup drastis, dan memberi peluang kepada banyak pegawai, terkena PHK. 

Tetapi, kenyataan yang terjadi, cukup banyak institusi pendidikan yang ikut berpartisipasi dalam berjalannya kegiatan e-learning ini dengan memberikan subsidi kouta kepada peserta didiknya. Seperti misalnya salah satu Perguruan Tinggi Negeri, Universitas Negeri Jakarta, yang memberikan bantuan kepada mahasiswa aktif, dengan subsidi kouta sebesar 30GB melalui provider Indosat dan Telkomsel untuk menunjang pembelajaran jarak jauh. 

Meskipun terealisasikanmya cukup lama, tetapi hal tersebut cukup meringankan beban peserta didik dan keluarga. Selain itu, terdapat juga keluhan yang dirasa baik oleh peserta didik maupun pendidik dalam melaksanakan e-learning, ialah berupa kendala dalam mengakses media pembelajaran online, seperti yang kita ketahui, jaringan internet di Indonesia sendiri kecepatannya masih relatif lambat, terlebih pada daerah-daerah terpelosok. Efek yang diperoleh dari permasalahan tersebut, jelas membuahkan kekurangan efektivitas dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh.

Pada masa pandemi yang melanda kini, peran dari setiap sistem tatanan kehidupan sosial, baik pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan kesadarannya. 

Melihat banyaknya efek yang dihasilkan dari kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan, seharusnya pemerintah juga segera menepati janjinya dengan memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu. Masih banyak generasi penerus bangsa yang harus diperhatikan perekonomiannya, kehidupannya, dan pendidikannya. Karena generasi yang berpendidikan merupakan aset berharga untuk memajukan kehidupan bangsa, dimana guna dari pendidikan sendiri adalah membuat pola pikir peserta didik maju dan terbekali oleh ilmu-ilmu pengetahuan serta sikap yang mencerminkan harkat dan martabat bangsa. Kegiatan e-learning pada masa pandemi ini, membuat pendidikan tetap berjalan meski dalam keterbatasan dan kebimbangan pelaku baik pendidik maupun peserta didik dalam menjalankannya. Tetapi hal tersebut lebih baik dilakukan daripada tidak sama sekali.

Dalam keterbatasan faktor yang memengaruhi kegiatan e-learning, sudah seharusnya para pendidik memaklumi apa yang menjadi salah satu hambatan bagi peserta didiknya. Selain itu, sebaiknya institusi pendidikan juga memberikan kebijakan dengan win-win solution kepada peserta didiknya, hingga tidak terjadi kecurigaan dan ketidaksesuaian yang diperoleh oleh peserta didiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun