Mohon tunggu...
Prinindita ArtiaraDewi
Prinindita ArtiaraDewi Mohon Tunggu... Dokter - seorang dokter dan ibu yang sedang menempuh pendidikan dokter spesialis

A passionate person who loves to read and learn new things

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Pola Makan terhadap Kulit yang Berjerawat

20 Juni 2021   10:29 Diperbarui: 28 Juni 2021   05:54 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pola makan sehat dengan gizi seimbang terbukti bisa ampuh menjaga kesehatan kulit. Melalui pola makan tersebut kita bisa mendapatkan zat-zat penting untuk kesehatan kulit seperti vitamin, mineral dan asam lemak omega 3 yang dapat berfungsi sebagai anti inflamasi dan antioksidan. Ketika terbiasa mengkonsumsi pola makan tidak sehat  maka akan tercermin dari kondisi kulit yang berjerawat, kusam dan tidak bercahaya.

Jerawat atau dalam bahasa medis disebut akne vulgaris merupakan kondisi dimana pori-pori kulit tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati. Akne vulgaris dapat berupa peradangan kulit yang ditandai dengan benjolan merah yang terkadang berisi nanah dan dapat berupa komedo saja. Penyebab nya dapat bermacam-macam yaitu genetik, faktor hormonal, produksi minyak berlebih dari kelenjar di kulit, infeksi bakteri di kulit, kebersihan kulit yang kurang dijaga dan peradangan kulit. Genetik adalah faktor yang tidak dapat kita ubah namun riset membuktikan bahwa ada beberapa makanan yang dapat memicu proses peradangan di tubuh dan memperberat jerawat. Penelitian yang dilakukan di Korea menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman yang manis dengan indeks glikemik tinggi dan tinggi lemak dalam waktu lama akan menyebabkan jerawat makin parah. Alasannya adalah makanan-makanan tersebut akan meningkatkan kadar insulin di darah. Peningkatan insulin akan menstimulasi pengeluaran dari hormon yang akan memicu kelenjar minyak untuk memproduksi minyak lebih banyak.

Makanan lain yang dipercaya akan memicu timbulnya jerawat adalah coklat. Sebenarnya coklat hitam atau dark chocolate mengandung lebih banyak antioksidan dibandingkan coklat susu atau milk chocolate. Coklat susu cenderung akan berisiko menimbulkan jerawat karena mengandung susu dan tinggi gula. Penelitian yang dimuat di "Journal of American Academy of Dermatology" menunjukkan bahwa konsumsi coklat berlebihan akan menimbulkan jerawat. Namun tidak ada informasi jelas mengenai jenis coklat yang dikonsumsi dan persentase kokoa yang dikonsumsi. Oleh karena itu penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi coklat dan jerawat.

Jadi, apa yang harus dimakan untuk mengatasi jerawat?

Omega 3

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 menunjukkan bahwa suplementasi omega 3 pada wanita dan pria berusia 18-33 tahun dengan jerawat ringan sampai sedang mengurangi jumlah jerawat dan komedo serta meredakan kemerahan pada jerawat. Mekanisme nya adalah karena omega 3 dapat menghambat mekanisme penyebab peradangan pada jerawat. Omega 3 dapat ditemukan di minyak ikan, ikan salmon, ikan kembung, ikan tuna, flaxseed dan telur yang difortifikasi oleh omega 3.

Vitamin E

Radikal bebas berperan dalam perkembangan timbulnya jerawat karena menimbulkan peradangan di kulit. Radikal bebas berasal dari sumber eksternal seperti sinar UV, polusi udara, merokok dan dari sumber internal sebagai hasil dari metabolisme sel. Radikal bebas dapat dihilangkan dari tubuh oleh antioksidan. Vitamin yang dapat berfungsi sebagai antioksidan adalah vitamin C dan E yang dapat kita temukan di makanan sehari-hari seperti buah, sayuran dan kacang-kacangan. Vitamin E dapat ditemukan di almond, biji bunga matahari, kacang hazelnut, minyak kanola, minyak bunga matahari, brokoli dan alpukat. Angka kecukupan gizi (AKG) vitamin E yang direkomendasikan adalah 15 mg (22,4 IU) per hari. Angka ini dapat dicapai dengan cara mengkonsumsi makanan alami yang disebutkan di atas.

Vitamin C

Vitamin C adalah antioksidan paling banyak di kulit manusia. Vitamin C dapat melindungi kulit dari stress oksidatif, menghambat proses peradangan jerawat, membantu penyembuhan luka dan mencegah terjadinya bintik hitam setelah penyembuhan dari jerawat. Angka kecukupan gizi vitamin C untuk laki-laki dewasa adalah 90 mg dan perempuan 75 mg. Angka tersebut dapat dicapai dengan cara mengkonsumsi buah pepaya dengan berat 188 gram atau jeruk 1 buah besar karena terkandung 88 mg vitamin C.

Selain dari vitamin E dan C, antioksidan juga terkandung di teh hijau. Zat catechin yang terkandung di teh hijau dapat mengurangi produksi minyak berlebih. Buah anggur merah juga mengandung zat reveratrol yang berfungsi sebagai antioksidan.

Oleh karena itu, untuk melindungi kulit dari jerawat diperlukan pola makan sehat dengan gizi seimbang sekaligus menghindari makanan yang dapat memicu timbulnya jerawat. Selain itu tidak kalah pentingnya juga untuk beristirahat yang cukup, hindari merokok dan menjaga kebersihan kulit agar terhindar dari jerawat.

Penulis:

dr. Prinindita Artiara Dewi adalah seorang peserta didik pada Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta (FKUI-RSCM)

dr. Lily Indriani Octovia, M. Gizi, SpGK adalah seorang dokter Spesialis Gizi Klinik yang juga merupakan dosen pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta (FKUI-RSCM)

Daftar Referensi:

  1. Sa D, Sriharsha M, Rk N, Sn K, Trk S. Role of Diet in Dermatological Conditions. Journal of Nutrition and Food Sciences. 2015;5:1-7.
  2. Kucharska A, Szmurło A, Sińska B. Significance of diet in treated and untreated acne vulgaris. Postepy dermatologii i alergologii. 2016;33(2):81-6.
  3. Baldwin H, Tan J. Effects of Diet on Acne and Its Response to Treatment. American journal of clinical dermatology. 2021;22(1):55-65.
  4. Jung JY, Kwon HH, Hong JS, Yoon JY, Park MS, Jang MY, et al. Effect of dietary supplementation with omega-3 fatty acid and gamma-linolenic acid on acne vulgaris: a randomised, double-blind, controlled trial. Acta dermato-venereologica. 2014;94(5):521-5.
  5. Telang PS. Vitamin C in dermatology. Indian dermatology online journal. 2013;4(2):143-6.
  6. Gropper SS, Smith JL. Advanced Nutrition and Human Metabolism eleventh edition. United States: Cengage Learning; 2018.
  7. KEMENKES. Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2019.


 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun