Mohon tunggu...
Pringgodigdo Ang
Pringgodigdo Ang Mohon Tunggu... -

negeri zamrud khatulistiwa sebuah novel terusirnya pemuda desa dari kampung halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Resah di Musim Kemarau

27 November 2017   01:35 Diperbarui: 27 November 2017   01:41 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"mboten enten qomat ustadz" santri yang paling tua umurnya menjawab pertanyaan ustadz

"ha ha ha" santri yang duduk menonton sambil tertawa mendengar penjelasannya.

"opo gak enek qomat? Sopo maeng sing qomat?" ustadz bertanya ke santri dan salah satu dari mereka yang iqomat mengacungkan tangan.

"engge ustadz, mboten krungu iqomat e" santri paling tua umurnya menjelaskan ke ustadz.

"mankane gak usah jagongan ae nang gone re (nama santri yang rumahnya paling dekat dengan mushola) langsung budal nang gone mushola sesok mane, yo? Gak usah dibaleni mane" sambil mencubit di bahu ustadz menyuruh mereka duduk seperti teman-temannya yang lain. Bergiliran mereka mendapat cubitan dari ustadz.

Setelah selesai para santri membentuk kelompok-kelompok kecil, melingkar dengan didampingi satu ustadz maupun ustadza untuk mengaji.

"enak to iso delok cewek-cewek ayu akeh" re membisiki arul (anak penggembala kambing), mereka berada satu kelompok.

"iyo enak, dicuwek yo enak" arul membalas dengan sedikit jengkel.

Re hanya tertawa melihat temannya yang jengkel karena lama menungguinya hingga mereka semua mendapat hukuman akibat terlambat. Namun karena eratnya hubungan pertemanan, meskipun kerap sekali mendapat hukuman tak satu pun dari mereka meninggalkan temannya, bahkan terkadang satu dari meraka tidak berangkat mengaji mereka menunggui hingga terlambat semua. Terkadang karena takut atau bosan terkena hukuman mereka sengaja tidak berangkat mengaji, berdiam di rumah re sambil melihat serial kartun digimon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun