Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

NLP dan Pengalaman Menghadapi Gratifikasi

7 Januari 2022   21:32 Diperbarui: 8 Januari 2022   08:09 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram Kanwil Ditjen Perbendaharaan Sumsel

Apa yang terjadi? Niat baik itu disalahpahami. Mereka membawa amplop setebal buku kalkulus (nggak tahu isinya berapa) sebagai ucapan terima kasih dan meminta kami lembur lagi hingga dini hari untuk membantu menyelesaikan SPM yang masih salah-salah. Dan alhamdulillah, Kepala Kantorku menolak mentah-mentah amplop itu. Plus menolak permintaan agar kami lembur malam-malam. Silakan minta dispensasi resmi saja ke pusat biar bisa lewat waktu.

Hari itu adalah hari yang paling membuatku hormat dengan Kepala Kantorku.

Sumber: Instagram Kanwil Ditjen Perbendaharaan Sumsel
Sumber: Instagram Kanwil Ditjen Perbendaharaan Sumsel

Nah, buku yang di-launching dan dibedah itu menjadikan keteladanan sebagai bagian dari NLP. Aku sih nggak paham soal NLP. Definisinya, Neuro-linguistic programming (NLP) merupakan sebuah pendekatan komunikasi, pengembangan pribadi, dan psikoterapi. Pemahaman tentang pikiran, persepsi dan mindset pegawai dan stakeholders merupakan hal yang penting diketahui oleh para leader. 

NLP dapat membantu untuk memperbaiki kondisi dan lingkungan dengan memprogram pikiran untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Selalu berpikir positif adalah salah satu bentuk penerapan NLP . Dengan melatih pikiran untuk selalu berpikir positif, kita akan mampu menghasilkan kebaikan dan memberikan perbaikan.

10 tahun lebih sudah aku menjadi PNS, dan aku bersyukur pelajaran dari pengalaman-pengalaman itu sangat berharga. Tentu saja aku berharap hingga pensiun nanti, Tuhan menjagaku dari isu integritas dengan memberikan lingkungan dan rekan kerja yang saling menjaga, menasihati dalam kebaikan.

Bagaimana dengan pengalamanmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun