"Gaes, kita buka puasa online yuk!" Ujar Adsur.Â
Dia teman seangkatanku di Matematika ITB 2005. Â Lima belas tahun berlalu sejak pertemuan pertama kami. Tapi pria-pria Matematika tetap menjalin silaturahmi lewat grup Whatsapp.
Aku bersyukur masih dilibatkan di dalamnya meski pada 2007 aku hengkang ke STAN. Mereka seperti tidak berubah meski secara status, banyak juga yang sudah mentereng. Kami bisa berekspresi bebas seperti dulu saat duduk-duduk di GKU Barat. Itulah pertemanan.
Tahun lalu kami sempat buka puasa bareng di Jakarta. Tahun ini tentu tidak bisa. Adsur mengajak kami bertemu lewat Zoom. Sayangnya sore itu aku nggak bisa ikutan.
Pertemuan online menjadi satu-satunya solusi mendekatkan jarak di masa pandemi. Begitu pual silaturahmi dengan teman-teman di kantor. Seminggu sekali kami akan meeting khusus ngelaba, bersama atasan langsung, demi memastikan kesehatan kami semua. Sebulan sekali pertemuannya dieskalasi ke level lehih tinggi bersama Kasubdit selain rapat-rapat yang lebih substantif. Komunikasi di WAG? Tentu saja setiap hari.
Berikut tips silaturahmi online versiku
1. Jaga Bahasa
Komunikasi via teks itu lebih berisiko membuat orang lain tersinggung karena gestur kita tifak bisa dilihat. Jadi, sulit menanggapi candaan atau ca hal yang tidak serius bila belum terlalu dekat.
Apalagi jika rekan kantor, usahakan gunakan bahasa sejelas mungkin untuk menghindari kesalahpahaman.
2. Hindari Emoticon
Aku paling tidak paham emoticon. Ini masih ada hubungannya dengan jaga bahasa. Ya karena di kantor banyak yang lebih tua, bed gemerasi, emoticon itu juga bisa bikin salah paham.