Di mana mereka tertular kalau bukan di Jakarta yang kluster penularannya sudah sedemikian luas dan tidak terlacak.
Beberapa media yang melakukan jurnalisme investigatif seperti Narasi juga meragukan kasus pertama adalah kasus 2 Maret yang mengindikasikan penyebaran virus ini sudah merayap dengan cepat.
Keraguan kedua adalah masih sedikitnya jumlah orang yang dites. Plus akurasi alat tesnya.
Melihat data Kemenkes, kita juga patut bertanya-tanya kenapa kok grafik eksponensial, pertambahannya bisa linier approx 10% per hari.
Padahal Indonesia masih di fase awal grafik!
Memang sih data sebenarnya lebih bermanfaat bagi tenaga kesehatan. Mungkin tujuannya agar masyarakat tidak panik.
Namun mengatur kebenaran bisa jadi membuat masyarakat keblinger dan cuek sehingga beberapasaksi mata mengatakan Jakarta sudah ramai kembali.
Untungnya, hari ini PSBB mulai diberlakukan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H