Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alasan dan Tantangan Lockdown di Indonesia

17 Maret 2020   06:36 Diperbarui: 17 Maret 2020   06:40 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar pribadi dari Twitter Fachri Muchtar.

4. Kepanikan

Orang Indonesia, mohon maaf, banyak yang belum teredukasi dengan baik. Bahkan negars dg edukasi yang baik pun masih akan panik. Setidaknya melakukan panic buying.

Pemerintah harus memberlakukan aturan dan penegakannya dengan tegas semisal pembatasan jumlah pembelian, dll.

...

Dengan alasan dan tantangan itu, sebenarnya kita tidak perlu berdebat panjang lebar. Cukup jelaskan apa sih strategi nyata Pemerintah kalau tidam lockdown. Jangan lagi bekerja dalam senyap. Ini saatnya juga mengedukasi masyarakat lewat komunikasi yang baik.

Buat saya, pertimbangan lockdown yang utama bukanlah soal perekonomian, tapi kapasitas kesehatan. Sejumlah negara menutup dirinha ketika jujur pada kapasitas yang mereka miliki. Kuwait ketika menyentuh angka 100, Filipina di bawah 100, Mongolia hanya satu kasus. Malaysia ketika angka menyentuh 490 dan paham potensi superspreadet. Indonesia bagaimana? Berapa kemampuan fasilitss kesehatannya?

Jangan sampai semuanya terlambat seperti Italia yang akhirnya ingin berwacana memilih pasien yang punya potensi sembuh lebih besar dan membiarkan pasien parah mati perlahan karena ketidakmampuan kapasitas kesehatannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun