Virus Corona terus menebar ancaman. Dua pasien baru positif Covid-19 di Indonesia menambah daftar panjang korban virus ini.
Dikutip dari worldometers.info, data terbaru menunjukkan jumlah kasus Corona mencapai 92.182 kasus denan jumlah kematian 3.131 jiwa.
Sekilas angka ini menunjukkan persentase yang rendah, sekitar 3,3%. Namun, jangan senang dulu, bila dibedah lagi, jika dibandingkan dengan yang sembuh, yakni sebanyak 48.432, maka tingkat kematiannya menjadi 6%. Pun untuk kasus yang masih aktif, perbandingannya dengan jumlah pasien yang tengah dalam tahap kritis sebesar 17%.
Tingkat kematian itu pun tidak bisa dibaca tunggal. Sebabnya, ada negara-negara yang fasilitas kesehatannya tidak sebaik negara maju.
Kasus Iran misalnya, yang hari ini terus menunjukkan korban terpapar baru dalam jumlah besar, memiliki persentase tingkat kematian di atas 5%. Apalagi negara-negara lain yang lebih tertinggal seperti di Afrika.
Kecepatan penyebaran menjadi momok. Begitu Pemerintah lamban dalam mencegah dan menangani, outbreak secara masif bisa terjadi dan menyebabkan tenaga kesehatan kewalahan.
Itu pula yang dikhawatirkan banyak orang terhadap Indonesia manakala beberapa waktu lalu dilaporkan tidak ada kasus di Indonesia. Ditakutkan, hal serupa Korea Selatan terjadi. Yang mula-mula hanya 30 pasien, kini sudah menjadi ribuan pasien karenna ada pasien (pasien 31) yang abai.
Namun, di sisi lain, banyak ahli mengatakan, kita tidak perlu panik menghadapi virus ini. Sebab secara garis besar, orang-orang yang meninggal akibat virus ini memiliki karakteristik khusus.
Kedua, virus ini akan mematikan bagi orang-orang yang punya riwayat penyakit seperti jantung, diabetes, pernapasan, dan darah tinggi. Ketiga, laki-laki harus lebih awas.
Sebagaimana penyakit yang disebabkan virus, unsur terpenting yang perlu diperhatikan adalah daya tahan tubuh/imunitas. Semakin rendah imunitas, maka semakin berisiko penyakit yang ditimbulkan.
Untuk itu penting kiranya untuk menjaga pola hidup sehat, mulai darj asupan makanan hingga tidur  dan jangan panik.
AnthonyDe Mello pernah menulis begini:
Wabah sedang menuju ke Damaskus, dan melewati seorang kafilah di padang gurun.
"Mau mana kau wabah?" tanya kafilah.
"Mau ke Damaskus, mau merenggut 1000 nyawa"
Sekembalinya dari Damaskus, si wabah ketemu lagi sama kafilah itu, dan kafilah protes,
"Hai wabah, kau merenggut 50.000 nyawa, bukan 1000 seperti katamu"
"Tidak", kata wabah, "Aku beneran ambil 1000 nyawa, sisanya mati karena ketakutan"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI