Dalam ulang tahunnya itu, 10 Desember kemarin, BTN menggelar acara talkshow bertajuk "Spirit of KPR -Growing with Millenials" yang melibatkan ratusan milenial sebagai partisipan. Narasumber yang hadir tak main-main. Salah satunya adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, PakBasuki.
Dalam kesempatan tersebut, Pak Basuki menjanjikan, tahun 2019, akan ada skema baru kepemilikan rumah. "Masih digodog. Mungkin tidak ada batasan gaji, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang sekarang terbatas Rp 4 juta-7 juta,"ujarnya.
Direktur BTN Maryono selanjutnya mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi khususnya sektor properti tidak lepas dari peran para milenial. Bank BTN menilai milenial bukan hanya menjadi obyek tapi juga subyek yang akan menjadi pendorong utama sektor properti.
Dengan proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk berusia produktif khususnya generasi milenial, Bank BTN berupaya mengoptimalkan peran mereka di sektor properti baik dari sisi supply maupun demand.
Kata kuncinya tetap bagaimana milenial mampun mengubah pola pikir agar punya rumah. Untuk itu, anak-anak muda itu dituntut untuk memiliki ilmu pengelolaan penghasilan agar dapat menyisihkan uangnya untuk membayar DP rumah dan cicilannya.
Narasumber dari ZAP Finance, Prita membagikan resep alokasi penghasilan. Menurutnya, alokasi ideal agar kita punya rumah adalah:
- 60% digunakan untuk biaya hidup, yaitu biaya kebutuhan pokok plus cicilan pinjaman. Maksimal cicilan pinjaman adalah 30%.
- 15% disisihkan untuk investasi
- 10% gaya hidup
- 10% dana darurat/asuransi
- 5% untuk zakat, infaq dan sedekah