bayangan sajak
dari selembar cahaya
bulan yang beranjak
Pemenggalan yang dilakukan Arco dengan jelas mengarahkan pada efek bunyi yang khas. Tentu, patut diingat pula, sebuah puisi bukanlah sebuah prosa yang dipendekkan. Karena itu, meski pada 4 baris tersebut kita bisa membacanya sebagai satu kalimat yang dipenggal-penggal, pemenggalan itu punya maksud imaji tertentu. Tujuannya untuk membentuk multi-pemaknaan.
Sebagai bukti, mari bayangkan, rasakan, lalu bandingkan  frasa "selembar cahaya" dengan "selembar cahaya bulan", apa yang akan kamu dapatkan?
Bait pertama puisi Mengiris Bulan juga tak kalah menarik. Pemenggalan memberikan efek yang penting bagi estetika Arco.
Di perahu, petang dan azan adalah kelopak mata
yang meringsuk, memaksa ruas-ruasangin purba
masuk, ke dalam angan; tempat surih masa tempias
di ingar deru kota dan hanyut di alir alur musi.
Perhatikan bagian-bagian yang dicetak tebal. Permainan irama begitu lekat dalam sajak Arco, dan tentu hal ini tidak dibuat instan. Ia perlu memikirkan masak-masak bunyi itu. Â Pemenggalan baris kedua dan ketiga dengan pertautan bunyi meringsuk-masuk, angin-angan, dan ruas-masa-tempias menampakkan kecermatan Arco dalam bunyi ini.