Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Menulis Itu Susah, Dik!

29 Maret 2018   13:35 Diperbarui: 31 Maret 2018   13:00 3017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kontenesia.com

Belakangan, anak-anak muda berpikir ingin jadi penulis. Munculnya platform seperti Wattpad, Storial, atau dulu sekali ada Kemudian, dan media sosial tentunya, membuat banyak orang berpikir bahwa menulis itu mudah. Acuannya sungguh kacau--jumlah keterbacaan. Seseorang dengan mudahnya mengklaim jagoan menulis ketika tulisannya viral, dibaca jutaan viewers di Wattpad, tanpa tahu makna dari kualitas yang sesungguhnya.

Penerbit-penerbit yang latah, yang harus mengguguk kepada ideologi pasar, kemudian mengaminkan klaim itu dengan menerbitkan tulisan-tulisan yang didasarkan pada popularitas tersebut.

Di dunia kepenyairan, malah muncul anomali lain, muncul seorang Denny JA, yang "memarketing" puisi-esai dengan membayar sejumlah orang untuk melegitimasi puisi-esai dan dirinya. Padahal, ia sendiri tak begitu paham dengan puisi dan kepenyairan.

Saya tak bisa membayangkan generasi seperti apa yang akan lahir dari cara-cara seperti itu.

Menulis adalah sebuah proses dan sebuah perjuangan. Menulis adalah hasil dari proses berpikir yang panjang, yang butuh dieram sedemikian rupa agar memiliki kematangan. Seorang penulis kerap kali ditempa oleh berbagai kompetisi, baik itu kurasi untuk dapat dimuat di koran, maupun memenangkan perlombaan. Seorang penulis harus mendasarkan dirinya pada kehausan akan ilmu pengetahuan, proses pencarian yang panjang tentang apa yang harus ia bela, tentang apa yang harus ia suarakan. 

Menulis bukanlah pekerjaan "anak kecil" seperti Devi, yang ketika ditanya alasan kenapa ia melakukan plagiat, ia hanya menjawab, "Sebab kalau pakai kata-kata sendiri tidak terasa bagus!"

(2018)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun