Mohon tunggu...
Yohana Krisna A S
Yohana Krisna A S Mohon Tunggu... Guru - Guru muda yang idealis

Salah satu penulis kumpulan cerpen Color of Heart (2011, Universal Nikko), Malang Dalam Aksara (2017, AnisaAE Publishing). Sarjana Keguruan, sedang mendalami Bahasa Inggris dan Dunia Anak-Anak. *Y Kriesta S*

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Curcol Empat Sekawan

23 November 2018   08:05 Diperbarui: 23 November 2018   08:46 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada Lucy yang cerewet bikin rame suasana. Adha yang selalu bikin rusuh dan bikin aku sebal, juga Devi yang selalu jadi penengah saat diatara kami terlibat masalah. Kami sudah seperti saudara. Contohnya, pernah Adha kecelakaan dan kami bertiga, aku, Lucy dan, Devi punya firasat sama. Tiba-tiba gelang persahabatan kami putus bersamaan. Untung dia hanya lecet-lecet. Benar-benar sebuah persahabatan yang indah saat itu. Pernah juga aku dan Adha naksir cowok yang sama yaitu kakak kelas kami. Demi persahabatan, kami sama-sama mengalah. Mending jomblo daripada satu sama lain harus tersakiti lagipula kakak kelas kami itu juga suka sama aku dan Adha. Gokil. Hahaha.

___

Tentang sebuah kehilangan....

Siluet pagi itu menemaniku duduk diteras rumah yang menghadap ke timur tepat dimana siluet sang surya sedang menampakan cahya hangatnya. Merasakan sebuah kesepian yang tiada berarti. Aku masih mengharap sesuatu. Sebuah kekuatan untuk menerima kenyataan pahit dalam hidupku.

Disini aku merindukan sahabat-sahabatku. Mereka akan datang hari ini kata ibuku. Aku mencuri dengar dari pembicaraan telepon barusan. Aku ingin memeluk para sahabatku lagi. Aku sangat merindukan mereka. Pagi ini rumah ramai, banyak saudara datang berkunjung. Aku tersenyum getir. Menikmati setiap bulir air mata yang menyesakanku.

Tak lama aku mendengar salam dari suara yang sangat kukenal. Para sahabatku datang, aku menyongsong mereka dengan senyum, berharap mereka juga merindukanku. Lucy, Adha juga Devi datang membawakanku bunga teratai. Bunga kegemaranku. Aku melebarkan senyumku, mereka pernah bertanya kenapa aku suka sekali bunga teratai. "Karena meskipun bunga teratai hidup dilumpur, dia tetap menjadi bunga paling indah, tidak ternoda. Aku ingin begitu." Jawabku saat itu.

Seminggu yang lalu aku sempat menelpon mereka bahwa aku akan pulang. Dan sekarang mereka datang untuk membasuh rinduku selama kurang lebih 4 bulan berada di Kota Malang menuntut ilmu disalah satu SMK swasta favorit.

"Dia sakit apa, buk?" kata Lucy pada ibuku.

"Kanker otak." Jawab ibu getir, aku semakin menunduk mendekati ibu.

"Berapa lama?" sahut Adha. Kulihat mendung diwajahnya yg manis.

"Sejak dua tahun yang lalu." Jawab ibu singkat. Air mata itu turun lagi, membuatku miris melihatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun