By: Y Kriesta S
Â
Tyo, my sweetheart...
Hei, are you ok? Hope you always be ok, sweetheart. Maaf ya mbak gak bisa nemenin kamu setelah kamu baca surat ini. Bukan raga mbak kok yang disisi kamu, sayang. Tapi jiwa dan cinta mbak akan selalu ada untuk kamu tanpa kamu menyadarinya.
Sebelumnya mbak mau minta maaf karena sempat membuatmu bertengkar dengan teman-temanmu, juga membuat kamu sampai drop. Mbak benar-benar tak berniat membuatmu stres. Mbak hanya ingin melindungi kamu, sayang. Mungkin mbak terlalu keras, mungkin juga mbak terlalu ikut campur urusan kamu yang katamu kamu sudah besar dan bisa mengatasinya sendiri.
Tekanan terbesar mbak adalah membimbing kamu. Diusiamu yang labil, tentu tak mudah memahami duniamu, meski usia mbak tak terpaut jauh, tetap saja berbeda. Kamu laki-laki, sementara mbak tentu saja wanita. Mbak tak benar-benar mengerti pergaulan kamu, semuanya memang normal, sayang. Setidaknya sebagai anak band, kamu tidak neko-neko seperti kebanyakan anak band yang mbak tau. Kamu tidak merokok karena memang sangat dipantangkan untukmu yang punya kondisi berbeda sejak kecil, kamu juga tak mengenal mabuk, drugs, free sex dan lain-lain. Mbak cukup bersyukur karena hal itu.
Sampai suatu saat kamu kenal Septie, gadis yang kamu temui disebuah cafe sebagai penyanyi, yang juga ternyata teman satu sekolahmu. Dia membuatmu jatuh cinta, membuatmu jadi berani mencoba hal-hal yang sebelumnya sangat kamu hindari. Tantangan dari dia yang membuatmu berperang dengan maut. Merokok.
Saat tantangan itu diajukan untuk membuktikan bahwa kamu benar-benar laki-laki sejati, juga membuktikan bahwa kamu benar-benar mencintai dia. Kamu berani mecoba tantangan itu. Tak mengacuhkan nasehat mbak yang sangat keras. Bahkan kita harus bertengkar.
Kamu heran saat mbak tau kamu akan belajar merokok. Mbak tentu saja tau dari teman kamu, Bayu. Dia teman band kamu, yang juga kekasih mbak. Mbak harus titip kamu padanya, karena melihat jadwal kuliah mbak juga semua tugasnya, tak mungkin mbak mendampingimu 24 jam non-stop.
Saat itu kamu marah, mengatai mbak bahwa mbak tak mengerti duniamu, mbak tak mengerti cintamu untuk gadis itu. Mbak sangat takut saat itu, sayang. Mbak merasa gagal menjadi kakak untukmu. Mbak gagal meyakinkanmu bahwa itu adalah cinta yang bisa benar-benar membunuhmu. Karena cinta itu menerima apapun kekuranganmu. Mengerti kondisimu, dan memahami dirimu.
Teman-temanmu melarangmu melakukan itu karena perintah mbak, tapi kamu ngeyel. Setelah menghabiskan beberapa batang rokok dan sebotol minuman beralkohol, kamu terpaksa dilarikan kerumah sakit, karena kondisimu drop dan kamu kritis.