Mohon tunggu...
Princess E Diary
Princess E Diary Mohon Tunggu... wiraswasta -

~ A Dreamer Princess ~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Angel and Clara

31 Oktober 2011   14:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:14 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdandanlah. Pakai sesuatu yang anggun. Sebentar lagi aku jemput.

Sebuah pesan masuk di ponsel Clara.

Tanpa banyak bicara, Clara menyapukan make up tipis ke wajahnya, mengangkat rambutnya keatas membentuk sebuah tatanan rambut yang anggun.

Berjalan ke arah lemari, memilih sebuah gaun rancangan salah seorang desainer yang tertata rapi dengan koleksi lainnya di lemari. Simple and elegance, itulah penampilan terbaik di malam penyambutan duta besar baru di kediamannya.

Sekilas dilihatnya tampilan dirinya di cermin, semua sudah sempurna, tinggal menambahkan kalung mutiara klasik dan clutch bag serta sepatu high heel yang serasi, dan Clara pun siap menunggu jemputan dari kekasihnya Raymond.

Pukul 11.00 malam, Millenium Pub and Discotheque

DJ Sonya yang sexy mulai beraksi di stage, menelengkan kepalanya mendengarkan headphone sembari mengatur ritme musik, tak lupa tangan terayun di udara melambai terhanyut ritme techno house music yang telah dipilihnya malam ini.

Liukan tubuh bercampur dengan asap membentuk sebuah siluet yang menggairahkan, seakan malam tak pernah berganti menjadi pagi ditempat ini. Tubuh semakin merapat, dengusan nafas memburu seiring dengan semakin intensnya dentuman house music. Tak ada lagi rasa malu, hanya rasa ingin tahu merajai malam ini, mereguk manisnya surga di dunia.

"Clara, apa yang kamu lakukan disini?"

Merasa terganggu dengan sentuhan di pundaknya, Angel yang sedang menikmati dance erotisnya dengan pasangan barunya menoleh dengan kesal.

Masih dengan nafas memburu terbawa hasratnya yang bergejolak dia menjawab, "Kamu salah orang, aku bukan Clara, aku adalah Angel."

"Mana mungkin aku salah? Kamu adalah wanita anggun yang berada di sebelah Raymond tadi di pesta duta besar. Bagaimana mungkin aku melupakan wajah anggun bak pualam itu?"

Ah... Clara selalu membuat aku jadi repot....

"Hei, kamu benar-benar salah orang! Akankah Clara melakukan ini... dan ini... atau ini...."

Ditariknya dasi lelaki didepannya, dirapatkannya tubuhnya ke lelaki itu, dengan perlahan digerakkannya pinggul kadang naik kadang turun, bergoyang mengikuti irama musik, sembari tangan bergelayut di leher lelaki ini.

Sambil terus meliukkan tubuhnya, mata Angel yang terlatih di kegelapan masih melihat sekilas tatapan tak percaya bertengger di mata lelaki ini.

Huh... Sial! Kelihatannya malam ini aku harus melupakan bule sexy yang tadi baru aku kenal. Sasaranku berubah malam ini. Untung saja dia lumayan sexy juga, malam ini tidak sepenuhnya merugi.

"Ah, panas sekali disini, aku mau naik keatas, kamar nomer 107. Kamu boleh ikut kalau mau." Angel mengedipkan mata menggoda dan meninggalkan lelaki ini di lantai dansa.

Sesuai dengan dugaan Angel, tak lama terdengar ketukan di pintu kamarnya.

Ah... Lelaki, apalagi mereka yang melepas cincin kawinnya waktu bertandang ke diskotik takkan mampu menolak ajakan dariku. Clara sudah memberitahukan kepadaku segala hal tentang lelaki ini, seorang pengusaha asal Kalimantan bernama Andrian, merupakan menantu pejabat daerah setempat yang memuluskan jalannya untuk melakukan ilegal logging disana. Aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan dengannya.

"Clara?" Panggilnya sambil memicingkan matanya mencoba masuk ke ruangan kamar yang telah dimatikan lampunya oleh Angel.

"Tutup mulut dan kemarilah."

Lampu sudut kamar hotel menjadi saksi sekaligus membentuk bayangan siluet dua manusia yang mereguk nikmatnya bercinta, peluh mengalir, desah kian menjadi, mengantarkan mereka berdua ke puncak malam itu.

"Ah... Clara.... Kau sungguh mengagumkan." Desah Andrian puas.

Dorrr....... Peluru mengoyak tubuh tanpa busana itu.

"Jangan pernah panggil aku Clara lagi, aku adalah Angel! Clara itu cewek lemah, menghadapi lelaki seperti kalian dia pasti hanya bisa menangis, sama seperti saat Raymond menjebaknya dengan merenggut kehormatannya di malam laknat itu. Kamu pikir kenapa Clara bertahan menjadi kekasih Raymond, padahal dia hanya dijadikan boneka porselen yang anggun untuk dipamerkan? Itu semua karena Clara sudah ternoda! Raymond, bajingan itu, sudah tahu kelemahan Clara, dia sudah menguncinya dengan perbuatannya itu, dan sekarang dia bebas menikmati pelukan satu cewek ke cewek lainnya tanpa kuatir ditinggalkan oleh Clara."

Dorrr...... Desing suara peluru kembali mengoyak malam.

"Ini peluru terakhir buat kamu yang sudah mendengarkan kisah si Clara yang lemah. Kamu harus mati! Karena tidak ada yang boleh menghentikanku berpetualang cinta, sesuatu yang sudah lama mati dalam hidupku!"

Angel berdiri di pinggir ranjang, menatap dingin seorang lelaki yang sedang berusaha mempertahankan hidupnya.

~ketika sang penggoda harus bertahan, akhir Oktober 2011~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun