Mohon tunggu...
MIRANDA NASUTION
MIRANDA NASUTION Mohon Tunggu... Konsultan - Saya perempuan yang hobi menari. Saya anak ragil dari pasangan Alm. Aswan Nst dan Almh Tati Said. Saya punya impian menjadi orang sukses. Motto hidup saya adalah hargai hidup agar hidup menghargai Anda.

Tamatan FISIP USU Departemen Ilmu Komunikasi tahun 2007, pengalaman sebagai adm di collection suatu bank, dan agen asuransi PT. Asuransi Cigna, Tbk di Medan. Finalis Bintang TV 2011 oleh Youngth's management. Pimpinan Redaksi Cilik tahun 2002-2003 (Tabloid Laskar Smunsa Medan).

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Putri Permata Episode Sampai di Istana

22 Mei 2024   09:28 Diperbarui: 22 Mei 2024   09:34 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

    "Permata kamu cantik seperti permata. Bagaimana kalau kau tinggal lebih lama di sini," bujuk nenek  di sela jamuan makan. Kakek mengulum senyum.

    "Hmm..sebenarnya ada yang ingin Permata kenalkan dengan keluarga di sini semua."

   "Sudah- sudah, bicaranya nanti dulu," lanjut kakek. "Biar kita menyantap makanan dengan tenang.

                                                            """""""""

      Ruangan ini masih sangat nyaman, tidak seperti ....," Permata menghela nafas.  " Nah, makanya kamu tidak usah kembali lagi ke pulau Jawa,"  bumuk nenek dengan halus. " Iya dengar- dengar banyak orang asing di sana," Ibunda melanjutkan atau menyetujui dengan tidak langsung  permintaan nenek Permata. " Ooh, berita ini sudah sampai juga. Pasti Pendekar Maulana yang memberitahukannya."

      "Jangan-jangan ada pria bermata biru yang menganggu hati cucu kita," kakek menambahkan lagi sembari duduk di ruang tamu. " Perasaan baik nih," pendekar senyum- senyum. " Pertanda baik apa? Bukannya sebaliknya?" 

    " Jangan suuzon begitu," nasehat ibunda. " Pasti pertama kali berjumpa kalian kikuk," Andi Maulana membuat putrinya binggung. " Sebenarnya bukan pria bermata biru, tetapi pria dari pulau Jawa yang membuatku bahagia." 

    " Siapa namanya? tanya Ayah Permata. " Namanya adalah Yusuf." 

    " Nama yang bagus, " balas Maulana. " Bagaimana kalian berkenalan?" tanya Rembulan penasaran. "Dia anak teman atau sahabat dekatnya paman" Semua pun tersenyum. "Pertama berkenalan malu-malu. Dikenalkan paman. Sejak itu kami sering berjumpa. Mereka paman dan keluarganya serinb me rumah Yusuf. Ibunya Yusuf banyak mengajari berbagai hal, jelas Permata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun