Mohon tunggu...
MIRANDA NASUTION
MIRANDA NASUTION Mohon Tunggu... Konsultan - Saya perempuan yang hobi menari. Saya anak ragil dari pasangan Alm. Aswan Nst dan Almh Tati Said. Saya punya impian menjadi orang sukses. Motto hidup saya adalah hargai hidup agar hidup menghargai Anda.

Tamatan FISIP USU Departemen Ilmu Komunikasi tahun 2007, pengalaman sebagai adm di collection suatu bank, dan agen asuransi PT. Asuransi Cigna, Tbk di Medan. Finalis Bintang TV 2011 oleh Youngth's management. Pimpinan Redaksi Cilik tahun 2002-2003 (Tabloid Laskar Smunsa Medan).

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Putri Permata Episode Pembuka

15 Mei 2024   08:11 Diperbarui: 15 Mei 2024   08:13 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

       "Mungkin kau masih lapar, sehingga perasaanmu tidak enak, " Yusuf menduga keadaan Permata.

        "Bisa jadi," jawab permata yang cantik jelita.

        "He. He. Boleh kami bertanya? Apa kapal tadi milik orang asing?" Permata memanggil pemuda yang sedang lewat.

        "Kok kamu tahu nona?" tanya pemuda yang tak dikenal.

         "Iya.Iya. Mengapa kamu jadi tahu siapa pemiliknya?" tanya Yusuf ikut-ikutan.

        "Aaah cuma menebak saja," jawab Permata dengan pandangan  mata bak permata. 

       "Eeeh, ternyata orang-orang di kapal sudah turun," lanjut Ningsih tiba-tiba. "Waaah mereka putih sekali. Tunggu aku di sini biar aku sampirin."

       "Astaga Ningsih, kamu percaya diri sekali," Permata kebinggungan campur kesal.

      "Aaah dia kemana?" tanya Yusuf khawatir.

       "Ternyata benar kata pamanku dia punya jurus," Permata berkomentar.

       "Jurus apa? Jurus menghilang?" Yusuf berbicara sendiri.

       "Jurus silat. Biar saja orang asing itu disilatinnya," Permata berceloteh.

       "Mereka tidak bersalah?!" tanya Yusuf campur penegasan. 

        "Tidak bersalah?" Permata rada membantah.

       "Iya, salah apa?" Yusuf bertanya lagi.

        "Entahlah aku jadi berpikir jelek tentang mereka."

         "Awas! Yeit," Ningsih menangkap pria asing yang hampir terjatuh.  "Hati-hati tuan asing. Perkenalkan saya, Ningsih. Senang berjumpa dengan Anda. Sudikah kiranya Anda datang menjumpai teman-teman saya." Pria tersebut tidak bisa berkata apa-apa, karena berterima kasih. Tak .ama kemudian, Ningsih bersama orang asinb mendekati Permata dan Yusuf.

         "Hi teman. Aku di sini."

          "Ya ampun hampir melaporkan kepada penjaga bahwa ada seorang cewek pemberani yang hilang," Permata menanggapi dengan konyol.

          "Kenalkan teman baru saya yang saya juga belum sempat menanyakan namanya," Ningsih berkelakar yang membuat Permata dan Yusuf tertawa.

          "Maaf tuan asing. Nama Anda siapa? Nama? Naaa...maa?" Ningsih berbicara kepada teman asingnya. 

         "Nama ya?" kata tuan asing mengerti. "Nama saya Diego."

         "Namanya bagus tuan seperti lautan di sini," Permata menanggapi.

         "Seindah Anda nona. Siapa nama Anda?"

          "Nama saya Ningsih," Ningsih memotong karena Permata yang ditanya dan dipuji belum menjawab. 

          "Cepat sekali tuan asing meniru bahasa kami. Apa sudah dipelajari terlebih dahulu di negara Anda dan dengan tujuan apa?" tanya Permata antusias. 

         "Pasti tujuannya ingin berwisata dan mencoba masakan lezat dari negeri kami. Kalau begitu sangat tersanjung," jawab Ningsih membuat Permata dan Yusuf sedikit terkejut.  Tuan asing pun mengulum senyum.

       "Amin semoga saja." Tuan asing pun permisi. "Aduuh Ningsih kau harus lebih berhati-hati dan jangan sembarangan berkenalan," lanjut Permata lalu mengingatkan. "Walaupun aku merasa dia lebih baik dari teman-temannya yang lain," Permata berbicara dengan dirinya sendiri dalam hati.

       Malam harinya di kediamannya, putri Permata bermimpi terjadi perang dan kelaparan. Putri tersentak. Putri pun bersedih hati. Putri pun pergi minum dan melihat Ningsih tertidur nyenyak. Tak berapa lama kemudian, Ningsih terbangun dan mengatakan bahwa dia bermimpi bertemu tuan asing tadi.

        "Permata-Permata kau baik-baik saja?" Yusuf mengetuk pintu kamar Permata. Alhasil mereka berdua terkejut. "Benar-benar hebat. Calon mempelaimu selalu jaga dan awas untukmu tuan putri. Pasti pendekar dan istrinya bangga dan senang," Ningsih mengungkapkan perasaannya tentang Yusuf kekasih Permata. Lalu, Permatta permisi keluar. 

        "Tidak apa-apa," Permata akhirnya berkata-kata.

        "Mari duduk dulu di ruang tamu."

         "Mari," Permata setuju.

        "Aku bermimpi terjadi perang," Yusuf mengeluarkan unek-uneknya. 

        "Aku juga."

        "Puteri tenang. Kerja kita belum selesai. Kita harus berjuang."

        "Benar sekali sayang. Aku akan selalu mendampingi," rayu Permata.

        "Aku tahu kamu, putri. Kau tidak akan hanya mendampingi, tetapi memang akan berjuang." Yusuf menyatakan isi hatinya. "Kau pasti menjadi wanita pemberani, karena sejak kecil kau sudah merasakan keberanian dari orang-orang sekitarmu."  Lalu Yusuf pun pergi tidur dan merasa tenang, setelah mengantar Permata ke kamarnya."Aku merasa apa yang dikatakan orang asing tersebut sepertinya tidak sesuai. "

        "Setelah balik ke kamarnya putri Permata membatin. "Aku merasa di dunia ini dengan keadaan seperti ini, hidup semakin tidak aman," putri melihat langit-langit kamarnya dan berdoa agar keadaan semakin aman dan membaik. Di dalam mimpinya tadi, putri melihat  pertama kali orang-orang yang berasal dari negeri yang jauh sekali. hidungnya mancung dan bermata biru. 

      "Postur tubuh tinggi. Warna kulit putih. Ada lautan yang luas, di sana ada seorang yang tinggi atau jangkung. Wajahnya penuh kewibawaan dan sedikit menunjukkan keangkuhan. Pastilah orang ini memiliki kelebihan. Pria ini diikuti oleh beberapa orang, yang sepertinya patuh pada pria ini. Mereka pasti sangat menguasai lautan. Pasti pria ini adalah seorang pelaut."

Lalu peristiwa berganti menjadi peperangan. Bagaimana peperangan tersebut melawan orang-orang dari negerinya. Alangkah sedihnya ternyata yang menang adalah orang-orang berkulit putih tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun