Mohon tunggu...
MIRANDA NASUTION
MIRANDA NASUTION Mohon Tunggu... Konsultan - Saya perempuan yang hobi menari. Saya anak ragil dari pasangan Alm. Aswan Nst dan Almh Tati Said. Saya punya impian menjadi orang sukses. Motto hidup saya adalah hargai hidup agar hidup menghargai Anda.

Tamatan FISIP USU Departemen Ilmu Komunikasi tahun 2007, pengalaman sebagai adm di collection suatu bank, dan agen asuransi PT. Asuransi Cigna, Tbk di Medan. Finalis Bintang TV 2011 oleh Youngth's management. Pimpinan Redaksi Cilik tahun 2002-2003 (Tabloid Laskar Smunsa Medan).

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Berpartner dengan Lingkungan di Era Perdagangan Bebas

16 November 2018   16:45 Diperbarui: 16 November 2018   17:40 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

        Pendidikan agama dan moral juga harus ditingkatkan. Pendidikan tersebut sebenarnya dominan ditentukan oleh individu. Selain itu, mental setiap individu tetaplah terhjaga.   Akibatnya, kelompok-kelompok sosial tertentu yang mempunyai niat jahat merobohkan bangsa Indonesia akan KO karena Pancasila memang sakti, misalnya terorisme.    Di era globalisasi dan perdagangan bebas , hendaknya tertanam prinsip "Berpartner dengan lingkungan dalam menghadapi situasi penuh persaingan pada diri warga Indonesia.

       Konversi hutan tidak boleh serampangan sebab mempengaruhi evapotranspirasi dan aliran air. Tata guna lahan tanpa seresah akan menambah koefisien air larian.  Koefisien ini menyebabkan kenaikan resiko banjir. Air larian adalah air hujan yang lolos dari tajuk atau batang dan tidak diserap oleh tanah dan seresah. Di Indonesia banjir badang telah terjadi hampir di seluruh pulau (Jawa, Sumatera, Sulaweasi) dalam waktu sangat berdekatan dan meminta beberapa nyawa. 

       Banjir ini tidak datang begitu saja seperti tamu tak diundang. Ia datang setelah kita mendekat lalu merusaknya. Akankah pertentangan batin muncul pasca banjir badang untuk mengucapkan kata-kata pertemanan kepada alam. Sayang yang muncul adalah pertentangan peristiwa alam. Kemarau pun menyerang. Rakyat sengsara lagi? Pantaskah marah? Jika sebelumnya mulut kita tertutup oleh kemarahan alam karena sebelumnya kita melecehkan alam. Lahan dibiarkan oblong (tanpa seresah ataupun rumput) hingga tidak ada yang menahan erosivitas air hujan meski banyak pohon

 yang ditanam karena intersepsi tajuk dan batang menambah erosivitas air hujan, kecuali saat hujan deras. Hidup seyogianya sedang-sedang saja (bersahaja) . Air begitu vital bagi kehidupan. Jangan sampai air berlebih atau keurangan. Kelebihan air bisa berasal dari pencairan es (air beku 2% dari jumlah total air) dan permukaan air laut. keduanya disebabkan pemanasan global dan menimbulkan pertambahan volume air laut. UNEP memasukkan Indonesia sebagai salah satu negara yang rentan terhadap kenaikan air laut. Namun, kita masih beruntung daripada Mesir, Maladewa, Fiji, dan kepulauan Marshall. Di mesir kenaikkan permukaan air laut 50 cm akan mengharuskan 16% penduduknya pindah.

    Masalah air memang beragam menyangkut kuantitas dan kualitas. Salah satu indikator penurunan kualitas air adalah ditemui bakteri patogen (berasal dari limbah pabrik dan kebiasaan penduduk yang tidak higienis). Hujan asam pun termasuk penyebab pencamaran ekosistem aquatik. Deposisi asam juga memperkaya danau dengan unsur hara, khususnya nitrogen. Sebagai akibatnya muncul apa yang disebut eutrofikasi, yaitu penyuburan lebih perairan. 

   Eutrofikasi menghambat pertumbuhan plankton dan kematian massal plankton. Oksigen habis terpakai dalam proses pembusukan biomassa yang mati dan mengakibatkan kematian ikan dan organisme lain.   Bagaimana pun pencemaran air harus diatasi secara eksplesit. Lebih-lebih tidak ada alternatif untuk kebutuhan manusia akan air (minum, mandi, memasak, mencuci, memelihara ikan, dan pengairan lahan pertanian). Berbeda dengan minyak bumi yang memiliki substitusi batu bara. Kesehatan masyarakat sangat bergantung terhadap kualitas air.  

    Tanggung jawab mnyelamatkan bumi dari dampak lingkungan ada di pundak seluruh penghuni bumi tanpa terkecuali. Tugas yang tidak ringan ini melibatkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Ada tindakan protektif salah satunya adalah mengurangi kemacetan dengan cara pemerintah menyediakan jalur khusus yang aman dan teduh. Dimaksudkan untuk mempermudah pejalan kaki dan pengendara sepeda. Kita dapat meniru AS di Palo Alto, CAlifornia terdapat 65 km jalan sepeda. Terakhir masyarakat tetap harus membekali diri dengan IPTEK  karena kita berada di era globalisasi. Hal ini harus dipandang secara positif. 

Daftar Pustaka. 

Soemarwoto, Otto, 1991. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama

R.Brown, Lester, pengantar  Lubis, Mochtar. Kembali di Simpang Jalan. Masalah Kependudukan dengan Sumber Daya Alam. Jakarta, Cv.Rajawali

Prawirohartono, Drs.Slamet, Hadisumarto, Prof.Dr.Suhargono,1995.Sains Biologi-ib untuk SMU kelas 1 Tengah Tahun Kedua sesuai Kurikulum 1994.                         Yogyakarta, Penerbit Bumi Aksara. 1997.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun