Suhendra dan Alya pun menikah. Alya semakin hari semakin sayang dengan anak tirinya. Begitu pula dengan Renata. Renata pun tumbuh besar menjadi seorang anak yang baik. Namun, kebahagiaan anak dan ibu ini, tidak diikuti pula oleh Suhendra. Suhendra merasa sendirian. Suhendra menyanyangi Alya. Cinta itu muncul tiba-tiba. Namun, entah mengapa sepertinya cintanya masih bertepuk sebelah tangan. Suhendra mencari-cari kekurangan dalam dirinya, mengapa dia tidak pernah mendapatkan kecupan hangat seperti yang diberikan Jelita. Â
       Suhendra pernah memergoki Alya masih menyimpaan foto mantannya. Suhendra marah dan membakar foto tersebut. Sejak itu, hubungan Suhendra dan alya makin kikuk. Bahkan pagi hari, Suhendra berangkat kerja pun alya tidak memberi ciuman dikening. Padahal, untuk seorang pekerja pabrik yang sudah letih bekerja,  hal tersebut sangat diperlukan. Melihat renata semakin besar dan tidak tahan dengan sikap alya. Suhendra pun memutuskan untuk bekerja di kilang minyak, menjadi seorang TKI.
       Setelah beberapa minggu kepergian Suhendra. Barulah Alya merasakan kesunyian. Semakin lama semakin mencekam. Rasa bersalah pun muncul mengapa dulu tidak mau menerima kasih sayang yang diberikan Suhendra. Sebenarnya di dalam hatinya yang terdalam, Alya juga mencintai Suhendra. Akan tetapi, dia belum merasa yakin bahwa Suhendra sudah melupakan istri pertamanya. Memang sebagai seorang istri, Alya sudah memberikan kebutuhan lahiriah. Diam-diam tanpa disadari Alya, bagi Suhendra itu saja tidak cukup, karena bukan hanya tubuh, tetapi juga hati karena Suhendra sudah bisa mencintai istri keduanya.
       Tanpa disadari Alya mengalami ketakutan bahwa Suhendra tidak akan pernah mencintainya. Alya kerapkali bermimpi memergoki Suhendra sedang berduaan dengan Jelita, bahkan mesra sekali. Walaupun itu cuma mimpi. Kepercayaan Alya semakin menjadi-jadi dengan asumsinya. Terlebih lagi setelah mendengar Suhendra mengigau menyebut "Jelita"...."Jeliita"
       Kini Alya menyesal. Dia tahu bukan karena gaji yang besar, yang membuat Suhendra menerima tawaran untuk bekerja di kilang minyak. Alasannya adalah Suhendra tidak tahan, makan hati terus. Syukurlah, Renata putrinya selalu menghibur dengan tingkah lakunya. Kecupan hangat buat Renata tidak pernah terlupakan oleh Suhendra maupun Alya.
       Kini jarak telah memisahkan mereka. Alya setia menjaga anak tirinya, Renata ,di sebuah negeri yang sangat indah, Indonesia, sedangkan Suhendra di negeri lain. Negeri yang terkenal dengan minyaknya, Uni Emirat Arab, tepatnya di Dubai.
       Sekarang sudah tiga bulan berjalan sejak kepergian Suhendra ke negeri orang. "Sedang apa dia di sana?" tanya Alya gelisah dalam hati. Pernah suatu hari, telepon Alya diangkat oleh suara cewek. Alya langsung mematikan teleponnya. "Siapa dia?" tanya Alya gusar. "Apakah mas Suhendra mau mencari penganti diriku, atau mencari teman hidup yang lain. Tidak-tidak, jangan sampai mas Suhendra memilih untuk beristri lebih dari satu."
      Â
                                               """"
"Ibu kapan Bapak pulang?"
"Pasti Bapak pulang. Bapak cari uang yang banyak, biar Renata bisa sekolah tinggi."