Tuhanku,
aku tak sanggup menangisi dengan airmata,
Tiada seorang pun yang dapat memahamiku,
kecuali satu sahabat sejati selain Engkau, Ya Tuhan Yesusku...
Hai kamu si luka yang tiada berhenti anganku,
pikiran ini terus makin bergelut dengan airmataku...
Wahai kamu makhluk buatan penuh tipu muslihat,
Maafkan sikapku yang tak tanggap dan aku hanyalah manusia bodoh yang mungkin kau lihat,
tidak juga dengan aku tak dapat mengucap perih dari logikamu yang begitu menusuk jiwa,
dalam batinku membayang kamu;
sekejam itu, sejahat itu dari tikam pedang balasanmu,