Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga melarang dan mencela sikap ekstrim dalam sabdanya,
"Binasa orang-orang ekstrim, binasa orang-orang ekstrim, binasa orang-orang ekstrim."(HR. Muslim)
dan sabdanya,
"Jauhilah sikap ghuluw [ekstrim] dalam beragama." (HR. Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah, shahih)
Faktor Pemicu Munculnya Sikap Ekstrem
Ada banyak faktor yang dapat mendorong seorang pemeluk agama melakukan tindakan ghuluw (melampaui batas), namun pemicu utamanya adalah dua faktor berikut, sebagaimana firman Allah di dalam surah Al-Maidah ayat 77:
1. Ilmu agamanya dangkal
Allah berfirman,
"Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan [melampaui batas] dalam agamamu dengan cara tidak benar."
Ayat ini mengisyaratkan adanya sebagian orang yang melampaui batas dalam beragama dengan cara tidak benar karena dangkalnya ilmu agama yang dimilikinya. Imam Bukhari pernah berkata, ilmu mendahului amal. Orang yang beramal tanpa ilmu hampir selalu cenderung bersikap ekstrem, baik dalam menjalankan perintah syariat atau menjauhi larangan syariat.
2. Mengedepankan hawa nafsu
Ini juga termasuk penyebab kuat seseorang menyimpang dari kebenaran dan dapat menggiringnya ke jalan sesat. Di dalam surat Al-Maidah ayat 77, Allah menggandengkan sikap ghuluw dengan mengikuti hawa nafsu.
Mengikuti hawa nafsu bisa menjerumuskan setiap orang dalam sikap ekstrem atau fanatik berlebihan. Adakalanya seseorang memiliki ilmu namun karena mengikuti hawa nafsunya maka ilmunya ditinggalkan atau berusaha mencari pembenaran terhadap sikap ekstrimnya dengan mengotak-atik ilmu yang dimilikinya.
Moderasi Beragama Sebagai Solusi Mengantisipasi Sikap Ekstrem
Agama Islam juga sangat menekankan sekali bagi para pemeluknya supaya berbuat kebaikan, berakhlak dan berbudi pekerti yang baik, mencela perbuatan zhalim, keji dan akhlak yang buruk. Maka, sangat mustahil sekali apabila di dalam agama Islam ada pembenaran untuk setiap sikap atau paham ekstrem yang ajarannya mengandung kekerasan dan isinya kontradiksi dengan pokok ajaran agama Islam itu sendiri.