Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Menjadi Bahagia Menurut Albert Einstein

17 Januari 2022   07:14 Diperbarui: 17 Januari 2022   07:18 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebahagiaan itu sulit diukur dengan pasti, sebagaimana halnya dengan kesuksesan. Seandainya kita bertanya kepada tiga orang secara acak, apa arti kebahagiaan menurut mereka, kita akan mendapatkan empat jawaban yang berbeda.

Konsep kebahagiaan sulit dipahami, berubah berdasarkan orang, keadaan, atau bahkan waktu. Bagi sebagian orang, bahagia itu sederhana, sementara bagi banyak orang lain, kebahagiaan itu rumit. Kebahagiaan adalah sesuatu yang selalu kita perjuangkan untuk mendapatkannya, namun seringkali kita tidak dapat mencapainya.

Jika ada rumus paten bagaimana cara menggapai kebahagiaan, banyak orang akan rela mengeluarkan milyaran rupiah, dan menukarnya dengan semua harta mereka. Apalagi jika rumus paten itu dikeluarkan oleh ilmuwan terbesar di dunia, yang dikenal dengan teori relativitasnya, Albert Einstein. 

Teori Kebahagiaan Albert Einstein

Saat menginap di salah satu hotel di Tokyo, Albert Einstein didatangi seorang pelayan yang mengantarkan sesuatu kepadanya. Di luar kebiasaan, alih-alih memberi tip uang kepada pelayan, Albert Einstein mengeluarkan pena dan kertas, lalu menuliskan sesuatu. Setelah itu, diberikannya kertas tersebut kepada si pelayan.

Tulisan di kertas yang diberikan Albert Einstein tersebut kemudian dikenal dengan Teori Kebahagiaan Einstein.

"Hidup yang tenang dan sederhana membawa lebih banyak kebahagiaan daripada mengejar kesuksesan yang dikombinasikan dengan kegelisahan terus-menerus." - Albert Einstein

Menurut ilmuwan pencetus teori relativitas, pengejaran uang, kekuasaan, dan pengaruh sangat melelahkan dan menjadi sumber kegelisahan terus-menerus. Sebaliknya, kehidupan yang tenang dan sederhana membawa lebih banyak kebahagiaan daripada pengejaran kesuksesan yang tidak pernah berakhir. 

Albert Einstein adalah pengagum Baruch Spinoza, filsuf Yahudi-Belanda abad ke-17 yang keluarganya beremigrasi dari Portugal dan Spanyol. Dari pemikir besar inilah Einstein menarik banyak filosofi hidupnya. 

Terinspirasi dari Kehidupan Baruch Spinoza

Akar dari Teori Kebahagiaan Einstein berasal dari kehidupan Spinoza. Gagasan Einstein tentang Teori Kebahagiaan yang berasal dari keberadaan hidup yang tenang dan sederhana terinspirasi dari kehidupan Spinoza.  Semasa hidupnya, Spinoza mendapat tawaran jabatan profesor dan sejumlah besar uang, namun dia menolak semuanya untuk menjalani kehidupan yang sederhana. Spinoza memilih sesuatu yang menurutnya jauh lebih berharga, yakni ruang untuk mengejar ide-idenya sendiri dalam kebebasan penuh.

Sama seperti Spinoza, Einstein tidak terlalu peduli dengan perbedaan atau uang. Prioritasnya ada di tempat lain. Dalam sebuah wawancara tahun 1929 yang terkenal, dia menjelaskan lebih jauh apa yang membuatnya bahagia:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun