Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Benarkah Guru TK Sama dengan Pengasuh Anak di Sekolah?

24 September 2021   09:03 Diperbarui: 26 September 2021   21:20 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada anggapan dari sebagian orang, juga dari orangtua siswa taman kanak-kanak, bahwa guru TK adalah pengasuh anak di sekolah! Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah. Malah hampir menjadi fakta yang tidak terbantahkan.

Mengingat usia anak-anak yang duduk di bangku TK kebanyakan di bawah usia lima tahun (balita), menjadi guru TK berarti harus bisa multitasking. Selain mengajar, guru TK juga harus bisa menjadi babysitter. 

Pentingnya Keterampilan Fungsi Eksekutif Dasar bagi Anak-anak TK

Seperti pengalaman saya selama hampir 1 bulan menjadi guru TK, sepertiga waktu pelajaran yang tersedia habis untuk mengasuh anak-anak. Misalnya, sewaktu di tengah pelajaran ketika anak-anak sedang mengerjakan tugas mewarnai dan saya sedang mengajar mengaji salah seorang anak, Samir, salah satu anak di kelas saya tiba-tiba menyela,

"Pak Himam, saya pingin pipis."

Saya menoleh ke arah Samir, tersenyum lalu berkata

"Samir bisa pipis sendiri?"

Tanpa bersuara, Samir menggelengkan suara.

Nah, kalau sudah seperti ini, siapa lagi yang akan mengantarkan Samir ke kamar kecil?

Memang, di TK tempat saya mengajar ada Bu Rini, pegawai sekolah yang biasanya membantu mengawasi dan mengasuh anak-anak selama jam pelajaran. Tapi karena kelas mengaji letaknya berada di gedung TPQ yang terpisah dengan gedung TK, tidak mungkin saya meninggalkan kelas lalu meminta bantuan Bu Rini. Dalam situasi seperti ini, otomatis saya harus dituntut bisa menjadi babysitter. 

Harus diakui, banyak orangtua siswa taman kanak-kanak belum menyadari pentingnya menyiapkan keterampilan fungsi eksekutif bagi anak-anak mereka. 

Keterampilan-keterampilan dasar seperti toiletris (membersihkan diri setelah buang air kecil atau BAB), memakai celana, mengancingkan baju, sampai memakai sepatu dengan baik dan benar tidak banyak diajarkan pada anak-anak mereka sebelum para orangtua memasukkan anak-anak ini ke jenjang pendidikan TK.

Saya sering mendapati anak-anak didik saya masih belum bisa membedakan mana sepatu untuk kaki kanan dan kaki kiri. Alhasil, guru-guru PAUD atau TK mau tidak mau harus berperan menjadi pengasuh anak didik mereka di sekolah. Padahal, fungsi satuan Pendidikan Anak Usia Dini bukan sebagai tempat penitipan dan pengasuhan anak. 

Kurikulum PAUD untuk Mengembangkan Kompetensi dan Karakter, Bukan untuk Mengasuh Anak

Dalam Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, tujuan dari Kurikulum PAUD adalah untuk mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang mencakup semua program pengembangan:

  • Nilai agama dan moral,
  • Fisik-motorik (motorik kasar, motorik halus, kesehatan dan perilaku keselamatan),
  • Kognitif (belajar dan pemecahan masalah, berfikir logis, berfikir simbolik),
  • Bahasa (memahami bahasa reseptif, mengekspresikan bahasa, keaksaraan),
  • Sosial-emosional (kesadaran diri, rasa tanggungjawab untuk diri dan orang lain, perilaku prososial)
  • Seni (kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya).

Maka, ketika guru atau pengajar di PAUD dan TK disibukkan dengan kegiatan mengasuh anak didik mereka, proses pengembangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan anak-anak bisa jadi akan terlambat dan terhambat. Pencapaian kompetensi anak-anak terhadap kurikulum PAUD tidak akan tercapai dengan baik. 

Di TK, anak-anak mendapatkan pondasi pengalaman belajar melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan (Dokumentasi pribadi)
Di TK, anak-anak mendapatkan pondasi pengalaman belajar melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan (Dokumentasi pribadi)

Sependek pengamatan saya terhadap anak-anak didik selama menjadi guru TK hampir sebulan ini, anak-anak yang dibekali keterampilan fungsi eksekutif dengan baik lebih mampu untuk fokus dan mengikuti arahan guru.

Sudah saatnya para orangtua menyadari bahwa Kelompok Belajar, PAUD dan Taman Kanak-kanak bukan tempat penitipan anak. Guru TK bukan pengasuh anak di sekolah. 

Guru TK adalah guru di mana anak-anak bisa mendapatkan pondasi pengalaman belajar tentang berbagai konsep keilmuan, teknologi, dan seni secara dinamis melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, sesuai dengan tahapan perkembangan anak, nilai moral dan karakter yang ingin dibangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun