Maka, pilihan terbaik bagi kita ketika ditimpa musibah adalah bersabar atas kehendak-Nya agar kita mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Allah.
"Dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang yang sabar. (yaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan 'Inna lillaahi wa innaa ilaihi roojiuun'. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS Al-Baqarah, 2: 156-157).
Kesabaran Level 2: Sabar atas Kemaksiatan/Larangan-Nya
Orang yang bisa mencapai kesabaran level 2 punya derajat yang lebih tinggi di banding orang yang hanya mampu bersabar atas musibah.
Mengapa sabar atas kemaksiatan dan larangan Allah punya pahala yang lebih besar daripada sabar menghadapi musibah?
Jika saat menghadapi musibah kita tidak punya pilihan karena musibah atau ujian hakekatnya adalah takdir Allah, pada level ini kita punya pilihan: Menjauhi maksiat atau tetap melakukannya.
Krisis Covid-19 mempengaruhi semua aspek kehidupan, terutama perekonomian masyarakat. Banyak pengangguran, PHK karyawan, UMKM yang gulung tikar.
Kondisi ini menyebabkan benih-benih kemaksiatan bermunculan bagai jamur di musim hujan. Setan mulai membisiki kita untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh-Nya. Apalagi di jaman yang serba terbuka informasinya. Seringkali batasan antara sesuatu yang haram dan halal sangat tipis, karena kemaksiatan di jaman ini dikemas sedemikian rupa hingga mampu menarik perhatian orang-orang yang lemah iman.
Menahan diri atau sabar atas setiap bentuk godaan setan yang mengajak kita melakukan kemaksiatan di masa-masa sulit akan mendapat ganjaran pahala yang sangat besar.
"Dan orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya, dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya." (QS An-Naaziaat, 79: 40-41).
Kesabaran Level 3: Sabar Atas Ketaatan dan Menjalankan Perintah-Nya
Orang yang bisa sabar menghadapi musibah, dan mampu menahan diri tidak melakukan kemaksiatan, belum tentu bisa bersabar dalam menjalankan perintah-Nya.
Kok bisa?