Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

3 Langkah Membangun Personal Branding sebagai Penulis

14 Juni 2021   07:24 Diperbarui: 16 Juni 2021   15:31 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penulis| Sumber gambar: Content Pixie/Pexels

Kalau kamu ingin menjadi penulis, penting bagimu untuk membangun personal branding. Baik apakah tujuannya adalah untuk mendapatkan klien atau membangun pemirsa, memiliki merek pribadi sangat penting untuk proses tersebut. 

Membedakan Penulis dan Orang yang Sekadar Menulis

Langkah pertama adalah penting pula bagi dirimu untuk bisa mengenal dirimu sendiri, apakah kamu memang benar penulis atau orang yang sekadar menulis. Setiap orang memang bisa menulis. Tapi, tidak semua orang bisa jadi penulis. Ada orang yang menulis; dan ada penulis sungguhan.

Perbedaannya sederhana tetapi penting: penulis mengidentifikasi dirinya sebagai penulis karena mereka merangkul aktivitas menulis sebagai mata pencaharian dan membentuknya menjadi bagian dari identitas dirinya. 

Seorang penulis dan tulisannya tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dan ini adalah bagian tak terpisahkan dari identifikasi sebagai seorang penulis.

Penulis menganggap tulisan mereka bukan sebagai hobi atau mengikuti tren, tetapi sebagai sesuatu yang tumbuh di dalam diri mereka yang, jika tidak dituangkan ke atas kertas, pada akhirnya akan menjadi sumber kematian mereka.

Orang yang sekadar menulis menciptakan karya tulis hanya sebagai fungsi tanpa menjadi identitas dan tidak ada gairah dalam tulisannya.

Perbedaan karya tulis dari seorang penulis dan orang yang hanya sekadar menulis sama dengan perbedaan antara melafalkan serangkaian karakter kata demi kata, tanpa ritme atau nada, dibandingkan membiarkan kata-kata puitis menetes di ujung jari seseorang seperti madu kental keemasan.

Kata-kata dan kalimat yang muncul di atas kertas tanpa hasrat yang melekat padanya tidak ada bedanya dengan baris kode komputer atau bahkan ketukan keyboard yang monoton. 

Memilih Jadi Penulis Spesialis atau Generalis

Setelah memastikan diri bahwa kamu memang benar penulis, ingin membangun karier sebagai penulis dan menjenamakan diri (personal branding) sebagai penulis, langkah berikutnya adalah memilih jadi penulis spesialis atau generalis.

Penulis spesialis memilih ceruk (niche) tertentu - apakah itu finansial, bahasa, teknologi, film dll - dan tetap menulis tentang satu topik itu. Meski sesekali mereka kadang melepas rasa bosan dengan menulis topik yang berbeda.

Penulis spesialis juga biasanya sudah memiliki keahlian di bidang yang mereka tulis. Keahlian yang didapat dari pengalaman maupun pengakuan keahlian berdasarkan kredensial (gelar akademik).

Sebaliknya, seorang generalis menulis segala hal. Mulai dari ulasan produk, esai akademik, cerpen, puisi, atau artikel populer dengan beragam tema. Generalis tidak memilih ceruk.

Baik spesialis maupun generalis punya keuntungan dan kerugiannya. Keuntungan menjadi spesialis adalah mereka bisa memosisikan personal branding (merek diri). 

Mereka adalah orang-orang yang mudah dilihat dan diperhatikan. Pembaca akan lebih percaya artikel dari orang yang sudah ahli daripada penulis dadakan yang artikelnya sebatas coba-coba.

Penulis generalis, bukan berarti tidak bisa membangun personal branding, hanya saja sulit dilirik. Meski sulit mendapatkan merek diri, menjadi penulis generalis itu istimewa. 

Kekuatan super seorang penulis generalis ada pada ketekunannya melakukan riset. Penulis generalis membutuhkan sejumlah keterampilan tertentu untuk mengambil subjek yang tidak diketahuinya, lalu merisetnya sampai dia cukup percaya diri untuk menulis beberapa ribu kata tentangnya. 

Memajang Karya Tulis di Etalase Online

Langkah terakhir, dan yang merupakan proses paling penting dalam penjenamaan diri penulis, adalah memajang karya tulis di etalase online. 

Kamu mungkin punya bakat menulis dan bisa membuat karya tulis yang menawan. Tapi kalau kamu tidak menampilkan hasil kerjamu itu di etalase yang bisa dilihat banyak orang, rasanya percuma. 

Kamu hanya membuang-buang energi dan bakat keterampilan yang kamu miliki. Di sinilah keberadaan blog atau platform menulis menjadi sangat penting, layaknya etalase kaca yang menampilkan produk makanan.

Tulisan yang kamu terbitkan di blog pribadi atau platform blog bersama memberikan kredibilitas kepada setiap kontak di masa depan dengan menunjukkan bahwa kamu sebenarnya dapat menulis. 

Dengan membangun keberadaan online, kamu dapat membangun pengikut, menarik pembaca, dan memamerkan karya kreatifmu kepada calon klien atau penerbit.

Apa yang orang temukan tentang dirimu melalui Google dan atau media sosial adalah bagaimana mereka akan memahami dirimu sebagai penulis. 

Misalnya, jika seseorang mencantumkan namaku di Google, mereka akan menemukan berbagai macam artikel yang temanya luas dan fleksibel. Dari topik digital, marketing, sosial budaya, agama, pertanian, politik sampai makalah ilmiah di situs-situs jurnal akademisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun