Sebaliknya, seorang generalis menulis segala hal. Mulai dari ulasan produk, esai akademik, cerpen, puisi, atau artikel populer dengan beragam tema. Generalis tidak memilih ceruk.
Baik spesialis maupun generalis punya keuntungan dan kerugiannya. Keuntungan menjadi spesialis adalah mereka bisa memosisikan personal branding (merek diri).Â
Mereka adalah orang-orang yang mudah dilihat dan diperhatikan. Pembaca akan lebih percaya artikel dari orang yang sudah ahli daripada penulis dadakan yang artikelnya sebatas coba-coba.
Penulis generalis, bukan berarti tidak bisa membangun personal branding, hanya saja sulit dilirik. Meski sulit mendapatkan merek diri, menjadi penulis generalis itu istimewa.Â
Kekuatan super seorang penulis generalis ada pada ketekunannya melakukan riset. Penulis generalis membutuhkan sejumlah keterampilan tertentu untuk mengambil subjek yang tidak diketahuinya, lalu merisetnya sampai dia cukup percaya diri untuk menulis beberapa ribu kata tentangnya.Â
Memajang Karya Tulis di Etalase Online
Langkah terakhir, dan yang merupakan proses paling penting dalam penjenamaan diri penulis, adalah memajang karya tulis di etalase online.Â
Kamu mungkin punya bakat menulis dan bisa membuat karya tulis yang menawan. Tapi kalau kamu tidak menampilkan hasil kerjamu itu di etalase yang bisa dilihat banyak orang, rasanya percuma.Â
Kamu hanya membuang-buang energi dan bakat keterampilan yang kamu miliki. Di sinilah keberadaan blog atau platform menulis menjadi sangat penting, layaknya etalase kaca yang menampilkan produk makanan.
Tulisan yang kamu terbitkan di blog pribadi atau platform blog bersama memberikan kredibilitas kepada setiap kontak di masa depan dengan menunjukkan bahwa kamu sebenarnya dapat menulis.Â
Dengan membangun keberadaan online, kamu dapat membangun pengikut, menarik pembaca, dan memamerkan karya kreatifmu kepada calon klien atau penerbit.
Apa yang orang temukan tentang dirimu melalui Google dan atau media sosial adalah bagaimana mereka akan memahami dirimu sebagai penulis.Â