Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisah Exodus 1947, Kapal Pengangkut Imigran Israel Pertama ke Palestina

21 Mei 2021   18:21 Diperbarui: 21 Mei 2021   18:29 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibat pemberitaan yang luas, Inggris menyadari bahwa satu-satunya pilihan bagi mereka adalah menempatkan emigran gelap Israel ini di kamp-kamp di zona yang dikuasai Inggris pasca-perang Dunia II melawan Jerman. Mereka menyadari bahwa mengembalikan mereka ke kamp-kamp di Jerman akan menimbulkan protes publik, tetapi Jerman adalah satu-satunya wilayah di bawah kendali mereka yang dapat segera menampung begitu banyak orang. 

Emigran Exodus 1947 akhirnya berhasil di tempatkan di kamp pengungsi sementara di Am Stau dekat Lbeck dan Pppendorf, Jerman. Dalam proses deportasi tersebut, terjadi insiden kekerasan pada emigran yang menumpang kapal Runnymede Park.

Agen-agen Zionis lantas meluncurkan propaganda dan kampanye publisitas buruknya kamp penampungan serta perlakuan Inggris terhadap para pengungsi tersebut. Hal ini memaksa Inggris memindahkan emigran Israel ke Sengwarden dekat Wilhelmshaven dan Emden.

Bagi banyak imigran ilegal, ini hanya titik transit karena organisasi bawah tanah Zionis, Brichah berhasil menyelundupkan sebagian besar dari mereka ke zona Amerika Serikat. Dari sini mereka mencoba lagi untuk memasuki Palestina. Sebagian besar berhasil mencapai Palestina pada saat Deklarasi Kemerdekaan Israel. Dari 4.500 calon imigran Israel ke Palestina yang menumpang Exodus 1947, hanya tersisa 1.800  imigran yang tertahan di kamp-kamp pengungsi.

Dalam setahun, lebih dari setengah penumpang asli Exodus 1947 melakukan upaya lain untuk beremigrasi ke Palestina, yang berakhir dengan penahanan di Siprus. Inggris terus menahan para tahanan di kamp interniran Siprus sampai secara resmi mengakui Negara Israel pada Januari 1949, ketika mereka dipindahkan ke Israel. 

Terbitnya Novel Exodus

Kisah imigran gelap Israel di kapal Exodus 1947 dibukukan novelis Amerika Serikat, Leon Uris dalam novel sejarah Exodus. Novel ini menceritakan berdirinya Negara Israel yang diawali dengan penceritaan kembali perjalanan kapal Exodus 1947  dan menggambarkan sejarah berbagai karakter utama dan hubungan kehidupan pribadi mereka dengan kelahiran negara Yahudi baru.

Buku yang diterbitkan Doubleday pada 1958 ini menjadi best seller di Amerika Serikat sejak terbitnya Gone With The Wind (1936). Dari isinya, buku ini dipuji kritikus sebagai buku yang terang-terangan anti-Arab atau anti-Palestina dan sebagai "mengabaikan ketidakadilan dasar" di akar konflik Israel-Palestina.

Uris sendiri mengakui kalau dia menulis Exodus dari perspektif pro-Israel,  "Saya berangkat untuk menceritakan kisah Israel. Saya jelas bias. Saya jelas pro-Yahudi,"

Sementara Perdana Menteri Israel saat itu, David Ben-Gurion mengatakan bahwa: "sebagai bagian dari propaganda, itu (novel Exodus) adalah hal terbesar yang pernah ditulis tentang Israel".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun