Dan jangan lupa, sertakan pula parameter atau indikator pasti, hal-hal yang dianggap membingungan hingga kita layak disebut mengalami Quarter Life Crisis.
Krisis kehidupan itu terjadi ketika kita menghadapi situasi yang sangat sulit dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kapan terjadinya krisis kehidupan ini? Ya setiap saat lah. Tidak harus menunggu usia 25 tahun.
Lebih jauh lagi, kalau kita pikirkan lebih mendalam apa yang kita sebut krisis kehidupan itu terjadi karena kita menganggap hidup ini begitu rumit. Kita terlalu romantis sama kehidupan.
Dan yang membuatnya semakin berat adalah, kita menjadikan standar hidup orang lain sebagai standar hidup kita sendiri. Yang menghambat kita dalam menyikapi risiko dan pilihan dalam hidup adalah karena kita memaksakan standar orang lain masuk untuk hidup kita.
Ya memang tidak salah sih kalau kita ingin meniru apa yang sudah dicapai orang lain, terutama dalam hal kesuksesan. Siapa di dunia ini yang tidak ingin sukses?
Tapi ketahuilah kawan, kemampuan setiap orang itu berbeda. Kekuatan mental setiap orang dalam menyikapi dan menghadapi krisis kehidupannya juga berbeda-beda.Â
Ada yang tenang dan bijak, ada pula yang panik dan bingung setengah mati. Nah, mungkin yang terakhir inilah termasuk dalam golongan orang yang menganggap dirinya terkena Quarter Life Crisis.Â
Harusnya Quarter Life Creative, Bukan Quarter Life Crisis
Istilah Quarter Life Crisis juga cenderung mengarah pada pemikiran negatif. Lebih baik, kita ganti dan kita populerkan saja istilah baru, Quarter Life Creative.
Mengapa?
Kalau usia 20 tahunan, atau menurut standar generasi sekarang usia 25 banyak orang bingung menentukan arah hidup, menurutku justru pada usia itulah kita sedang dalam masa puncak kreativitas. Termasuk kreatif mengatasi persoalan hidup.